Ribuan Guru dan Kepala Sekolah di Kotim Saksikan Peluncuran Sekolah Merdeka Belajar

PROGRAM : Peluncuran Sekolah Merdeka Belajar melalui kanal youtube diikuti ribuan guru dan kepala sekolah di Kotim.

SAMPIT – Sekitar 1400 guru dan kepala sekolah yang tersebar di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), menyaksikan peluncuran program Sekolah Merdeka Belajar. Peluncuran program itu melalui kanal youtube Sekolah Merdeka Belajar di Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur yang diadakan, Selasa 27 April 2021.

Menariknya, ada 20 sekolah dipilih dan diseleksi akan mendapatkan beasiswa Sekolah Merdeka Belajar. Adapun 20 sekolah yang dimaksud terdiri dari 4 guru dan 1 kepala sekolah.

Mereka akan dilatih dan didampingi oleh Lembaga Sekolah Merdeka Belajar berkolaborasi dengan berbagai pihak yaitu, Komunitas Guru Belajar Nusantara, Jaringan Sekolah Madrasah Belajar, Keluarga Kita, dan Sekolah Mu.

Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur mengapresiasi langkah tim Sekolah Merdeka Belajar yang menginisiasi program beasiswa yang akan berlangsung selama satu bulan dan dilaksanakan secara daring ini.

“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pendidikan Kotim menyambut baik peluncuran Sekolah Merdeka Belajar, harapannya, dengan adanya Sekolah Merdeka Belajar bisa membantu guru dan Kepala Sekolah di Kotawaringin Timur menjadi lebih baik lagi, sekolah yang nyaman dan disukai oleh murid-murid,” ucap Kepala Disdik Kotim Suparmadi melalui kanal youtube Sekolah Merdeka Belajar Kotawaringin Timur.

BACA JUGA:   Korban Bunuh Diri di Desa Pelantaran Telah Dimakamkan, Suami Histeris

Sementara itu, Ketua Lembaga Sekolah Merdeka Belajar Rizqy Rahmat Hani menyampaikan tentang filosofi sekolah dengan proses pembangunan Rumah Betang Tumbang Gagu.

Menurutnya, ada 3 kesamaan, yaitu proses awal sebelum membangun yang berorientasi pada penghuni rumah, seharusnya sekolah yang ada juga lebih berorientasi pada murid. Namun, kata Rizqy, masih banyak sekolah yang lupa akan tujuan utamanya tersebut.

Selain itu, ketika membangun Rumah Betang yang menjadi pedoman adalah adanya sungai. Karena sungailah yang akan menjadi tempat transportasi dan komunikasi antar manusia.

Pembangunan kontekstual dengan memperhatikan lingkungan sekitar, menurut Rizqy, harusnya sekolah mendekatkan murid pada hal-hal yang ada pada lingkungan, bukan menjauhkah.

BACA JUGA:   Empat Caleg DPD RI Dapil Kalteng Dipastikan ke Senayan, Ada Bidan Sean Hingga Dokter Erni 

Terakhir, sambung dia, filosofi dari Rumah Betang Tumbang Gagu merupakan simbol kerja sama dan persatuan. Sekolah seharusnya bisa menjadi tempat berkolaborasi antar pihak, guru, orang tua, kepala sekolah dan juga murid bisa saling bersatu, bekerjasama untuk menciptakan sekolah merdeka belajar.

Rizqy menegaskan bahwa Sekolah Merdeka Belajar hadir untuk mengembalikan peran sekolah, membuat sekolah bisa menjadi tempat nyaman untuk murid dalam belajar, menumbuhkan dirinya dengan kompetensi-kompetensi abad 21, mengajak guru dan kepala sekolahnya terus bertumbuh dengan belajar.

Dalam kegiatan peluncuran tersebut juga disampaikan mengenai seleksi yang dilakukan oleh Konsultan Muda Sekolah Merdeka Belajar, Rosa.

Dia mengatakan, akan ada 20 sekolah yang mendapat beasiswa Sekolah Merdeka Belajar, namun akan diseleksi dari 3 modul yang diikuti dan asesmen penggerak yang diisi oleh calon peserta. Diharapkan dari asesmen penggerak ini, akan terlihat sekolah-sekolah yang mau bergerak. (ifin/beritasampit.co.id).