Palangka Raya, Kobar, dan Kotim Miliki Kredit Perbankan Tertinggi di Kalteng

IST/BERITA SAMPIT - Kepala OJK Provinsi Kalimantan Tengah Otto Fitriandy saat mengikuti Rapat Koordinasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng

PALANGKA RAYA – Berdasarkan data yang disampaikan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) per Maret 2021, kredit perbankan tertinggi ada di Palangka Raya, Kotawaringin Barat (Kobar), dan Kotawaringin Timur (Kotim).

Kepala OJK Kalteng, Otto Fitriandy, menerangkan, bahwa ke depan untuk mendorong pertumbuhan kredit di wilayah kabupaten yang lain, maka peran agen laku pandai menjadi sangat penting.

“Memang tiga tertinggi itu karena selama ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Kalteng. Selain itu pemberdayaan BUMDes untuk dapat menjadi lembaga keuangan mikro, juga menjadi salah faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan kredit di kabupaten lainnya,” katanya, Sabtu 8 Mei 2021. Dilansir dari Antara.

Adapun kredit perbankan di Palangka Raya mencapai Rp11,62 triliun, Kobar Rp9,69 triliun, dan Kotim Rp4,92 triliun. Selanjutnya Kapuas Rp1,85 triliun, Barito Utara Rp1,70 triliun, Barito Selatan Rp1,33 triliun, serta kabupaten lainnya di bawah satu triliun.

Tiga daerah dengan kredit perbankan terendah yakni Lamandau Rp0,30 triliun, Pulang Pisau Rp0,24 triliun, dan Sukamara Rp0,19 triliun.

Menurut Otto, jika membahas tentang potensi peningkatan realisasi kredit perbankan tersebut bergantung pada konsep yang digunakan, apakah follow the market  (mengikuti pasar) atau create the market (menciptakan pasar).

Berdasarkan data yang disampaikan OJK Kalteng, lima kredit tertinggi berada pada sektor pemilikan peralatan rumah tangga, pertanian, perburuan dan kehutanan, perdagangan besar dan eceran, pemilikan rumah tinggal, serta industri pengolahan.

Sebelumnya Sekretaris Daerah Kalteng, Fahrizal Fitri, mengatakan berbagai upaya terus dilakukan pemerintah pusat maupun daerah untuk mendorong pemulihan ekonomi secara nasional dan daerah.

“Salah satunya melalui kebijakan-kebijakan stimulus perekonomian yang telah dikeluarkan dengan harapan dapat meningkatkan geliat usaha di masyarakat,” terangnya.

Sinergi pemerintah provinsi dengan instansi terkait lainnya termasuk lembaga jasa keuangan terus dimaksimalkan, agar berjalan selaras serta berkesinambungan, hingga pada akhirnya pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat.

(BS-65/beritasampit.co.id)