Varian Baru Virus Corona B.1.617 Ditemukan di Kotim

ILHAM/BERITA SAMPIT - Bupati Kotim, Halikinnor saat memberikan keterangan pada awak media, Senin 10 Mei 2021.

SAMPIT – Varian baru Virus Corona dari India yakni B.1.617 yang juga ditemukan di Kalimantan Tengah, ternyata juga ada diderita oleh penderita dari Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

“Penderita ini tenaga kesehatan katanya, varian baru itu memang di Kotim sudah tapi sudah sembuh di bulan Maret lalu. Dan ini informasinya ada 1 orang lagi yang kena dan sudah menjalani isolasi,” kata Halikinnor, Senin 10 Mei 2021.

Dengan ditemukannya varian baru ini, Halikin, meminta Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kotim secepatnya melakukan pelacakan secara teliti, sehingga penyebaran baik Covid-19 maupun varian baru itu bisa dicegah dan tidak meluas.

“Informasinya varian baru ini lebih ganas penyebarannya. Tetapi masih lebih kuat dan berbahaya Covid-19. Cuman varian baru ini penyebaran lebih cepat, meski kita sudah divaksin Covid, tidak berpengaruh dengan virus baru ini,” paparnya.

BACA JUGA:   Sekretaris KPU Kotim: Satu Bulan Keterlambatan Gaji PPS Masalah Administrasi

Ia juga mengimbau pada masyarakat Kotim tidak panik, namun tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan, disiplin menggunakan masker jika ingin keluar rumah guna mencegah penularan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Fahrizal Fitri, mengatakan varian baru di Indonesia ini ditemukan di Jakarta, Palembang dan Kalteng. Hal ini diakuinya merupakan kabar yang mengejutkan sehingga diminta pada seluruh daerah di Kalteng dapat bekerjasma mengatasinya.

“Yang masuk varian baru dan adanya pergerakan bukan orang India datang, namun dari pengusaha cina yang datang ke Kalteng, salah satunya di Kabupaten Gunung Mas, mereka berinteraksi di sana dan kotak erat, kemudian yang kontak mengalami deman dan ini ditemukan varian baru itu,” terang Fahrizal.

BACA JUGA:   Merantau ke Sampit Ingin Buka Usaha, Pasutri Ini Malah Jadi Korban Penipuan

Dia juga menambahkan, khusus warga Kotim agar lebih taat menerapkan prokes, jangan sampai abai seperti pengaturan jaga jarak, menghindari kontak fisik, sebab yang paling rentan menurutnya ketika ada kontak fisik dan salah satunya membawa virus, maka akan lebih cepat menularkan.

“Tadi malam saya ada salat di salah satu masjid di Sampit, saya lihat tidak ada jaga jarak, saat ditanya memang tidak mengatur jaga jarak. Bahkan dijawab kalau mau jaga jarak silahkan salat sendiri. Pemahaman prokes ini yang harus disadari, karena jaga jarak memghindari kontak fisik dan mencegah penularan virus tersebut,” demikian Fahrizal. (Cha/beritasampit.co.id).