Petani di Kotim Teracam Gagal Panen Akibat Ribuan Hektare Tanaman Padi Terendam Banjir

Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur, Rudianur (kemeja kuning) meninjau sawah yang terendam banjir, Kamis 20 Mei 2021. Banjir merendam ribuan hektare padi di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit.//IST_Antara/ft-Dokumentasi Pribadi;

SAMPIT – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, Rudianur, mengaku sangat prihatin atas musibah dialami petani Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit yang gagal panen akibat

Ribuan hektare tanaman padi di Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terancam gagal panen akibat terendam banjir.

Musibah tersebut mendapat perhatian serius Wakil Ketua DPRD Kotim, Rudianur, yang mengaku prihatin dengan musibah yang dialami petani setempat dengan turun langsung ke sejumlah lokasi di desa penghasil beras terbesar tersebut.

Politisi Partai Golkar itu juga berdialog dengan petani yang ditemuinya sambil meninjau sawah yang terendam.

“Informasi sementara yang disampaikan kepada kami tadi ada sekitar 3.500 hektare sawah yang gagal panen di Desa Lampuyang. Banjir merendam sawah petani setempat,” kata Rudianur, Kamis 20 Mei 2021. Demikian dikutip dari Antara.

Rudianur meminta Dinas Pertanian bergerak cepat turun ke lokasi mendata sawah-sawah yang terendam banjir dan evaluasi juga harus dilakukan, khususnya terkait sistem pengairan untuk perbaikan pasokan air dan diupayakan mencegah banjir.

BACA JUGA:   Sejumlah Nama Dinilai Berpeluang Sebagai Bakal Calon Wakil Bupati Kotim

Rudianur memahami betul kondisi di kawasan itu karena Kecamatan Teluk Sampit adalah salah satu kecamatan yang diwakili atau daerah pemilihannya.

Dirinya khawatir kejadian ini akan berpengaruh terhadap produksi beras karena Desa Lampuyang merupakan lumbung beras terbesar di Kotawaringin Timur.

Menurutnya, kejadian ini membuat petani merugi. Padahal, sebagian petani bercocok tanam menggunakan modal yang terbatas, bahkan kabarnya ada yang meminjam dari orang lain dengan janji akan dibayar saat panen. Untuk itu, petani setempat berharap kejadian ini mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat.

BACA JUGA:   Pemerhati Sosial Soroti Kinerja KPU Kotim Menimbulkan Banyak Keluhan

“Kami meminta pemerintah daerah juga membantu petani agar nanti mereka bisa kembali bercocok tanam setelah banjir usai dan musim tanam tiba. Petani sangat membutuhkan bantuan bibit, pupuk dan lainnya. Pemerintah diharapkan turun tangan membantu itu,” harap Rudianur.

Sementara Kepala Desa Lampuyang, Muksin, saat dihubungi mengatakan, sudah lima hari banjir menggenangi di desa tersebut dan air semakin tinggi.

Disebutkan juga terdapat puluhan rumah warga yang terendam banjir.

“Kalau menurut pantauan kami di lapangan, kurang lebih 3.500 hektare padi yang belum sempat dipanen. Jadi kerugian petani diperkirakan mencapai Rp5 miliar. Ini adalah banjir yang kedua kalinya dari 10 tahun yang lalu, pas seperti ini,” demikian kata Muksin.

(BS-65/beritasampit.co.id)