Puluhan Balon Udara Semarakkan Tradisi Syawalan di Wonosobo

Puluhan balon udara memeriahkan acara Syawalan di Desa Wringinanom, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.//IST_Antara/Heru Suyitno;

WONOSOBO – Puluhan balon udara berwarna-warni menyemarakkan acara Syawalan di Dusun Binangun, Desa Wringinanom, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Ketua Panitia Festival Balon Udara Desa Wringinanom, Muharor, mengatakan, festival balon udara yang digelar selama tiga hari, yakni mulai dari tujuh hari sesudah Lebaran ini diikuti peserta dari sejumlah desa yang turut berpartisipasi.

Menurut Muharor, jika sebelumnya tradisi ini dilakukan dengan menerbangkan balon udara, namun saat ini diganti dengan menambatkan balon udara di lapangan setelah pemerintah melarang penerbangan balon udara karena bisa mengganggu penerbangan pesawat.

BACA JUGA:   Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran

“Setiap tahun kami menggelar tradisi ini. Kalau dulu menerbangkan balon, benar-benar dilepas, tetapi sekarang harus ditambatkan. Keuntungan menerbangkan balon dengan cara ditambatkan, balon masih bisa dimanfaatkan untuk tahun depan,” katanya. Dikutip dari Antara.

Muharor juga menjelaskan bahwa biaya pembuatan balon udara tradisional berukuran besar berkisar Rp800 ribu hingga Rp1 juta dan balon ukuran sedang biaya pembuatannya sekitar Rp500 ribu.

BACA JUGA:   Polsek KPM Kawal Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang di Pelabuhan Sampit

Sementara, Erik Cahya Saputra (19), salah satu peserta festival balon dari Desa Campursari, Kecamatan Kalikajar, mengaku kelompoknya membuat balon berukuran sedang dalam waktu sepekan dengan biaya Rp450 ribu.

“Meskipun menerbangkan balon saat ini dengan cara ditambatkan, tidak masalah bagi kami, yang penting bisa menghibur masyarakat,” ucap Erik.

(BS-65/beritasampit.co.id)