Saran Fahri Hamzah untuk Selamatkan BUMN dari Kebangkrutan

Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah. Foto: beritasampit.co.id/Adista Pattisahusiwa)

JAKARTA– Penyederhanaan jumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan penguatan peran negara untuk memperkuat daya saing bisa menjadi solusi, agar tidak ada lagi perusahaan milik negara yang bangkrut seperti maskapai Garuda Indonesia.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia dalam diskusi bertajuk BUMN, Apa Masalah dan Solusinya? di Gelora Media Center, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (10/6/2021).

Turut menjadi nara sumber pada acara diskusi itu adalah Komisaris PT Garuda Indonesia Peter F Gontha. Sementara Staf Khusus Menneg BUMN Arya Sinulingga hadir secara virtual.

Fahri Hamzah menjelaskan penyederhanaan BUMN bisa direalisasikan menjadi dua entitas yakni BUMN terkait sumber daya alam dan BUMN yang terkait industri strategis, termasuk sektor industri transportasi seperti Garuda Indonesia.

“Jadi penyederhanaan BUMN bisa dilakukan melalui reorientasi pengelolaan perusahaan milik negara, sehingga bisa lebih kompetitif dan mampu bersaing secara global,” imbuh Fahri.

Terkait Garuda Indonesia, Mantan Wakil Ketua DPR RI itu mengatakan seharusnya maskapai penerbangan itu tidak bersaing di dalam negeri, tapi mampu bersaing di pasar luar negeri.

Hanya saja Fahri mengingatkan pentingnya peran negara dan komitmen para pejabat untuk memperkuat perusahaan flag carrier itu.

Alasannya, bagaimanapun BUMN juga merupakan mesin pendorong ekonomi negara. Fahri juga mengatakan bahwa visi bisnis ‘BUMN bersaing dengan bisnis rakyat’ sudah tidak bisa dipertahankan lagi.

“Visi Bisnis ‘BUMN bersaing dengan bisnis rakyat’ tak bisa lagi dipertahankan. Saya sarankan BUMN untuk tidak mempertahankan persaingan tersebut. Jika tidak, maka nantinya akan dipermalukan,” pungkas Fahri Hamzah.

Semengara itu Arya Sinulingga mengatakan pihaknya saat ini terus melakukan perampingan BUMN.

Bahkan saat ini jumlah BUMN tinggal sekitar 40 perusahaan setelah dikurangi dari 120 perusahaan sebelumnya.

“Perampingan itu bertujuan agar perusahaan itu menjadi sehat dan mampu bersaing di dalam maupun luar negeri,” kata Arya Sinulingga.

(dis/beritasampit.co.id)