Penggunaan Masker Sebagian Besar Tidak Diharuskan Lagi di Belanda, Saat Kasus Covid-19 Turun

Polisi memblokir jalan, saat berlangsung unjuk rasa menentang pembatasan yang diterapkan untuk menekan laju sebaran virus corona (Covid-19) di Rotterdam, Belanda, Selasa 26 Januari 2021, lalu.//Ist-Antara Foto/REUTERS/Stringer/HP/djo;

ANTARA

AMSTERDAM – Penggunaan masker sebagian besar tidak akan diharuskan lagi di Belanda dan pembatasan lainnya akan dilonggarkan mulai pekan depan, setelah terjadi penurunan kasus Covid-19, menurut Perdana Menteri Mark Rutte, Jumat 18 Juni 2021.

Sebagian besar pembatasan kapasitas juga akan dihapus mulai 26 Juni, selama masyarakat dapat menjaga jarak setidaknya 1,5 meter, katanya saat konferensi pers.

“Ini momen istimewa,” ucap Rutte. “Sering saya berdiri di sini untuk mengatakan kepada Anda apa yang tidak dapat Anda lakukan. Namun sekarang kita dapat berfokus pada apa yang mungkin.”

Tidak ada batasan baru yang ditetapkan untuk jumlah tamu di toko, bar dan restoran, kata Rutte, selama mereka bisa menjaga jarak aman, atau menunjukkan bahwa mereka telah divaksin atau hasil tesnya negatif.

“Kami dapat mengharapkan musim panas yang indah”, katanya. “Namun kita masih perlu waspada. Banyak terdapat ketidakpastian menjelang musim gugur. Anda setiap saat bisa ditikam dari belakang oleh varian baru.”

Masyarakat masih perlu menggunakan masker di angkutan umum dan di bandara, di mana aturan menjaga jarak tidak memungkinkan.

Infeksi Covid-19 di Belanda menyentuh level terendah selama sembilan bulan dalam beberapa hari belakangan saat laju vaksinasi dipercepat.

Awal Juni otoritas mengizinkan bar dan restoran kembali beroperasi.

Hingga Jumat 18 Juni 2021, sekitar 13 juta dosis vaksin telah diberikan di negara berpenduduk 17,5 juta jiwa tersebut. Pemerintah setempat mengatakan sedang berencana menyuntikkan setiap orang dewasa di Belanda dengan setidaknya satu dosis vaksin pada pertengahan Juli.

Hampir 1,7 juta infeksi Covid-19 tercatat di Belanda, dengan lebih dari 27.000 kematian.

(Sumber: Antara/Reuters)