PAUD Kunci Keberhasilan Pembagunan SDM dan Pencegahan Stunting

IST/BERITA SAMPIT - Bunda Pendidikan Anak Usia Dini Provinsi Kalimantan Tengah Ivo Sugianto Sabran.

PALANGKA RAYA – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) saat ini sedangkan dihadapkan dengan masalah stunting. Persoalan stunting bukan sekedar masalah kesehatan dan gizi yang buruk, tapi juga aspek tak langsung lainnya.

Oleh karena itu, menurut Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Kalteng Ivo Sugianto Sabran, intervensi untuk mencegah stunting bukan hanya terkait dengan kesehatan dan gizi, tetapi juga dengan bidang lainnya.

“Pendidikan Anak Usia Dini menjadi salah intervensi utama dalam percepatan pencegahan stunting,” ujar dia dalam sosialisasi pengembangan program PAUD berkualitas dengan layanan holistik integratif, di Aula Serba Guna Rumah Jabatan Gubernur Kalteng, Selasa 22 Juni 2021.

Lebih lanjut, Ivo menjelaskan, peran PAUD menjadi sangat penting sebagai forum untuk memberikan edukasi tentang pola makan, pola asuh dan pola sanitasi kepada para orang tua, terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan. PAUD juga penting untuk memberikan stimulasi bagi perkembangan kognitif dan tumbuh kembang anak.

“Usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang anak. Investasi pada usia dini merupakan investasi bernilai paling tinggi, tumbuh kembang anak pada usia dini menentukan kehidupan mereka selanjutnya,” pungkasnya.

BACA JUGA:   Bupati Kotim Halikinnor Dinilai Layak Maju di Pilkada Kalteng 2024

Menurut Ivo, PAUD merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan SDM sepanjang hayat. Peningkatkan kualitas dan kompetensi guru PAUD sangat diperlukan, mengingat tenaga pendidik PAUD harus sensitif gizi dan mampu mendorong stimulasi, baik terkait pola makan, pola asuh, maupun sanitasi.

Peningkatan kapasitas guru PAUD memerlukan komitmen Kepala Daerah sampai Kepala Desa, termasuk diantaranya organisasi mitra seperti Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) dan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI).

Peningkatan kompetensi tenaga pendidik PAUD dalam upaya penanganan stunting dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan kelas pengasuhan dengan sasaran prioritas rumah tangga yang mempunyai Ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-2 tahun atau Rumah Tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Ivo menyampaikan, bahwa pengembangan anak usia dini holistik dan integratif adalah pengembangan anak usia dini yang dilakukan berdasarkan pemahaman untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan dan sistematis.

BACA JUGA:   Silaturahmi Keluarga Besar Disdik Kotim Digelar Memperkuat Tali Persaudaraan

Holistik artinya, penanganan anak usia dini secara utuh (menyeluruh) yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, dan perlindungan, untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak. Sedang Integratif atau terpadu artinya penanganan anak usia dini, dilakukan secara terpadu oleh pemangku kepentingan ditingkat masyarakat, pemerintah daerah dan pusat.

Pengembangan anak usia dini yang holistik juga bercirikan adanya pelayanan yang berkesinambungan. Dalam hal ini sistem pelayanan harus terkoordinasi dan terintegrasi secara baik dan memberikan pelayanan yang berkelanjutan dari sebelum anak lahir hingga usia 8 tahun.

Ciri lain dari pelayanan holistik adalah adanya pendidikan orang tua dan pengasuh, serta keterlibatan masyarakat. Selanjutnya adanya kesempatan untuk mengakses program secara budaya tepat, serta memberikan pelayanan untuk anak berkebutuhan khusus.

“Mari kita bersama-sama memberikan yang terbaik untuk pendidikan PAUD di Bumi Tambun Bungai ini, ciptakan inovasi dalam program yang direncanakan dengan baik, saling menyemangati, saling mendukung, tambah wawasan kita dan tentunya tambah prestasi,” tutur Ivo. (Hardi/beritasampit.co.id).