Peringati Milad ke-46, MUI Berkomitmen Perbaiki Permasalahan Keumatan dan Kebangsaan

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Amirsyah Tambunan.//Ist-ANTARA/handout-MUI;

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) hari ini, Senin 26 Juli 2021, genap menginjak usia 46 tahun. Diusianya yang ke 46 ini, MUI terus menyatakan komitmennya dalam memperbaiki permasalahan keumatan dan kebangsaan.

Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, dalam peringatan Milad ke-46 MUI, yang dipantau secara daring, mengatakan, MUI adalah lembaga keumatan yang mewadahi para ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia antara lain untuk melindungi umat (himayatul ummah), melindungi agama, dan melindungi negara.

“MUI bersama komponen bangsa lainnya saat ini tengah menghadapi berbagai permasalahan keumatan dan kebangsaan yang saling terkait. Artinya masalah umat terjadi tidak terlepas dari permasalahan bangsa, sebaliknya permasalahan bangsa juga permasalahan umat,” ujar Amirsyah Tambunan, dikutip dari Antara.

MUI meletakkan visi demi terciptanya kondisi kehidupan masyarakat, kebangsaan, dan kenegaraan yang baik menuju masyarakat berkualitas demi terwujudnya kejayaan kaum muslimin dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mengaktulisasikan visi-misi itu, kata dia, MUI secara konsisten melaksanakan perannya dalam rangka mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam dan menggalang ukhuwah Islamiyah guna persatuan dan kesatuan umat dan bangsa.

Sedangkan visi kebangsaan, MUI menjaga kedaulatan negara melalui mitra strategis bersama pemerintah seperti yang telah dilakukan para ulama, syuhada yang ikut mendirikan, mengisi, dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Dalam Milad MUI kali ini perlu melakukan introspeksi atau muhasabah bagi seluruh jajaran MUI sesuai permasalahan yang dihadapi umat dan bangsa saat ini, terutama pada masa pandemi COVID-19 dengan tema ‘Ulama, Umaro’ dan Umat Bersatu Menanggulangi COVID-19 dan Dampaknya’,” kata dia.

Amirsyah merinci, ada delapan komitmen MUI dalam mengatasi permasalahan bangsa dewasa ini. Pertama, berupaya meneguhkan jati dirinya sebagai organisasi yang memiliki tanggung jawab moral untuk mengawal perjalanan umat Islam dan bangsa Indonesia.

Kemudian, membenahi diri agar memiliki ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang keagamaan dan bidang lainnya, sehingga dengan kapasitas keilmuan sesuai keahliannya dapat memberikan solusi terhadap kemiskinan.

Ketiga, dengan ilmu pengetahuan yang mendalam disertai dengan watak kearifan, ketakwaannya, para ulama, zuama’ dan cendikiawan yang bergabung di MUI menjadi tempat bertanya dan tumpuan harapan umat dan bangsa dalam berbagai bidang kehidupan.

Keempat, MUI terus berikhtiar memberikan kontribusi dalam meningkatkan peranannya guna menyelesaikan persoalan-persoalan dunia internasional. Kelima, MUI tengah merumuskan pendidikan karakter bangsa dengan mengintegrasikan materi pendidikan pendidikan Islam yang ideal dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Lalu, mengawal isi media massa dengan melakukan monitor dan bimbingan terhadap media online Islam sehingga media-media itu semakin berkualitas isinya yang mencerahkan dan mencerdaskan, sehingga umat dan bangsa terhindar dari berita fitnah, adu-domba (namimah), hoaks, dan lain-lain.

Ketujuh, meningkatkan kemandirian MUI melalui kerja sama dengan pemerintah bersama lembaga-lembaga sosial keagamaan lainnya dalam menanggulangi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional untuk kepentingan umat dan bangsa.

Terakhir, bersama majelis-majelis agama terus menerus melakukan dialog kebangsaan dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama.

“Akhirnya kritik dan saran dari berbagai pihak dalam momentum Milad MUI sangat diperlukan sehingga MUI dapat menjalankan visi tersebut untuk melindungi umat dan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Amirsyah Tambunan.

(BS-65/beritasampit.co.id)