Kebakaran Ruko di Sampit Diduga Korsleting Listrik, Rihel: Lebih Jelasnya Pihak Kepolisian

PENDINGINAN - IM/BERITA SAMPIT - Terlihat anggota Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan serta anggota PMI Kabupaten Kotawaringin Timur sedang melakukan upaya pendinginan lokasi kebakaran.

SAMPIT – Kebakaran yang melanda kompleks pertokoan di Jalan Iskandar, dekat Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diduga sementara karena adanya korsleting listrik.

”Dugaan sementara peristiwa terjadinya kebakaran ini kemungkinan besar akibat korsleting listrik. Tapi lebih jelasnya dari pihak kepolisian, setelah mereka melakukan penyelidikan,” ucap Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotim Rihel, di lokasi kebakaran, Rabu 28 Juli 2021.

Sementara itu, disampaikan Rihel, personel yang diturunkan saat terjadinya peristiwa kebakaran itu sebanyak 50 orang dikerahkan, dibantu mobil pemadam dari BPBD 2 unit, Damkar sendiri 6 unit, pihak bandara 1 unit, tim balakar dan tim kebakaran dari teluk dalam.

BACA JUGA:   Jalan Rusak di Desa Tanjung, Bawan dan Kuayan Mulai Diperbaikan

“Selain itu dalam peristiwa ini kita juga terbantu dengan peran serta masyarakat yang membantu,” kata Rihel.

Dalam proses pemadaman kata Rihel, kendalanya karena gudang tertutup dengan seng, jadi pihaknya tidak bisa menembusnya secara langsung. Setelah gudang seng itu roboh barulah pihaknya bisa langsung melakukan penyemprotan secara langsung ke titik api.

“Bukan hanya itu, pada saat dilakukan proses pendinginan juga ada kendala, karena asap pekat hitam setelah kebakaran cukup menganggu anggota yang melakukan pendinginan dan asap itu bisa membuat anggota pemadam kebakaran pusing,” jelas pria yang sebelumnya juga menjabat sebagai Kepala Satpol PP itu.

BACA JUGA:   Suprianti Rambat Beri Kode Siap Berpasangan dengan Rudini Darwan Ali di Pilkada Kotim

Dari pantauan di lapangan, bangunan yang terbakar merupakan gudang tempat penyimpanan barang dagangan yang terbuat dari plastik, kain mudah terbakar dan bukan bangunan utama.

“Kita bersyukur proses pemadaman dengan cepat kita lakukan, karena kita dekat dengan sungai. Kita mengunakan sistem hisap tembak. Jadi celupkan alatnya hisap langsung kita tembak jadi armada tidak perlu bolak balik mengambil air,” tutup Rihel. (im/beritasampit.co.id).