Sumbangsih di Tengah Pandemi, Ika Dewi Perawat yang Rela Jadi Sopir Ambulans

Ika Dewi dalam acara Webinar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema "Solidaritas Tanpa Batas" pada Kamis (19/8/2021).

JAKARTA– Ika Dewi Maharani tidak pernah membayangkan dirinya ikut ambil bagian sebagai relawan ketika COVID-19 merebak di tanah air.

Tahun kedua pandemi COVID-19 di Indonesia, perawat lulusan Surabaya ini kini bertugas sebagai perawat relawan Rumah Sakit Duren Sawit Jakarta Timur.

Ika Dewi Maharani menjadi satu-satunya sukarelawan medis perempuan yang bertugas sebagai sopir ambulans di bawah naungan Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Perempuan kelahiran 1993 ini mengaku sebagai perawat ia tidak bisa tinggal diam melihat kondisi pandemi di Indonesia. Hatinya terketuk untuk bisa menolong dan melayani pasien COVID-19.

“Saya niat untuk menolong dan melayani, jadi ya udah ikut rekrutmen (relawan),” kata Ika Dewi dalam acara Webinar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema “Solidaritas Tanpa Batas” pada Kamis (19/8/2021).

Ika menjelaskan bahwa mobil yang dia bawa adalah ambulans khusus untuk pasien COVID-19 dengan kondisi ringan dan sedang. Bukan ambulans yang membawa jenazah.

Ketika Ika memutuskan untuk berangkat ke Jakarta menjadi relawan yang pertama kali, sang ibu sempet tidak mengijinkan. Namun Ika terus meyakinkan sang ibu bahwa sebagai seorang perawat, ia harus bisa melayani dan menolong orang lain.

“Karena ini udah jurusan aku. Ini udah jalan aku sebagai perawat harus menolong orang,” ujar Ika.

Begitu pun ketika Ika memutuskan untuk menjadi relawan yang kedua kalinya. Sang ibu pun sempat tidak memberikan izin, dengan alasan Ika sudah pernah menjadi relawan.

Namun kembali lagi, dengan niat menolong dan melayani, Ika tetap berangkat ke Jakarta untuk menjadi relawan yang kedua kalinya. Semangat Ika inilah yang pada akhirnya membuat sang ibu memberikanya izin untuk menjadi relawan.

Saat menjadi sopir ambulans, Ika mengaku harus menggunakan baju Alat Pelindung Diri (APD) Hazmat dan pelindung muka. Ini membuat sedikit ruang geraknya menjadi terbatas. Berjam- jam menggunakan hazmat membuat tubuh Ika bersimbah keringat.

Selain itu, lanjut Ika, mobil ambulans yang belum dilengkapi power steering membuat setir mobil lebih berat. Jadi butuh tenaga ekstra untuk membawa mobil ambulans yang ukuranya juga cukup besar.

Sedangkan ketika bertugas sebagai perawat, jelas Ika, tenaga medis bekerja tak kenal waktu. Terlebih ketika lonjakan pasien COVID-19 terjadi beberapa waktu lalu.

Ika bertugas merawat pasien- pasien COVID-19. Termasuk rajin memeriksa isi tabung oksigen para pasien.

“Jadi tidak semua ruangan ada okisgen sentral. Jadi pakai oksigen tabung. Nah kita harus rajin mengecek isi oksigen tersebut masih ada atau tidak,” papar dia.

Agar tidak terpapar COVID-19, ia berharap masyarakat bisa mengikuti vaksinasi dan patuh menerapkan protokol kesehatan.

“Kalau masyarakatnya mau patuhi prokes, kami yakin pandemi ini akan berakhir,” pungkas Ika Dewi Maharani.

(dis/beritasampit.co.id)