Sekolah Tatap Muka Diberlakukan, Usaha Penjahit Mulai Menggeliat

Ilustrasi - Penjahit seragam sekolah yang omzetnya anjlok selama pandemi Cavid-19. (dok_BERITA SAMPIT)

SAMPIT – Rencana penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 30 Agustus 2021, turut berdampak pada pelaku menjahit, di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Abduh, salah satu penjahit di pasar Berdikari Sampit, mengatakan, selain memasang bet, dirinya juga mulai kebanjiran permak dan menjahit baru seragam sekolah.

“Orderan yang banyak masuk, ada yang mempermak baju lama yang sudah kekecilan karena hampir dua tahun tidak dikenakan. Ada juga yang harus membuat seragam baru, masang lambang sekolah dan permak baju baru yang dibeli jadi,” ujar Abdduh, Minggu 29 Agustus 2021.

BACA JUGA:   RSUD dr Murjani Sampit Belum Terima Pasien Caleg Terapi Kejiwaan Pasca Pemilu

Abduh mengakui dengan kembalinya siswa masuk sekolah turut berimbas pada pendapatannya. Saat pandemi Covid-19 dan diberlakukannya sekolah daring, dirinya mengaku sepi pelanggan khususnya orderan baju seragam sekolah yang selalu datang setiap masuk tahun ajaran baru.

“Kalau harga permak, bervariasi. Tergantung permintaan pelanggan. Tapi biasanya kita patok harga sekitar Rp10 ribu-Rp25 ribu. Tapi yang namanya usaha ya kadang ramai kadang sepi,” katanya.

Untuk melayani permak, dirinya juga dibantu beberapa teman seprofesinya. Sementara untuk membuat seragam baru, dia lebih suka menyarankan kepada pelanggan untuk mencari kainnya. Sedangkan untuk upah jahit seragam baru antara Rp50 ribu untuk baju atau celana hingga Rp150 ribu untuk satu stelan.

BACA JUGA:   Pilkada 2024, Berpeluang Halikinnor Maju Bersama Sekda Kotim

Dirinya juga berharap pandemi covid-19 bisa segera berakhir, sehingga aktivitas hariannya dalam memberikan pelayanan  bisa kembali sedia kala.

“Kalo dibandingkan dari awal pandemi, sekarang ini ada peningkatan meski tidak seperti hari-hari normal atau sebelum pandemi,” tutupnya.

(BS-65/beritasampit.co.id)