Sekda Kotim Minta BPBD Terus Lakukan Koordinasi Terkait Kondisi dan Warga Terdampak Banjir

Wakil Bupati Kotim, Irawati, saat memimpin penyaluran bantuan kepada warga terdampak banjir di Desa Hanalipan,Kecamatan Kota Besi.//Ist-BS/handout_Musthopa;

SAMPIT – Enam Kecamatan di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), yakni Telaga Antang, Mentaya hulu, Bukit Santuai, Antang Kalang, Tualan Hulu, Kota Besi, terdampak banjir akibat curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim, Fajrurrahman, mengatakan, pemerintah daerah bergerak cepat dalam mengatasi banjir yang menggenangi sejumlah di kawasan di utara Kotim.

Pihaknya meminta BPBD Kotim terus bersiaga dan melakukan koordinasi, baik dengan Camat, Polsek dan Koramil, serta Lurah dan Kepala Desa terkait bantuan yang diperlukan agar segera dikerahkan kepada warga terdampak maupun yang mungkin saat mengungsi ketempat keluarga. Disamping itu juga diminta melakukan pendataan untuk mengetahui perkembangan kondisi ketinggian banjir maupun warga terdampak banjir.

“Hingga saat ini melalui BPBD kami terus melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan, Polsek dan Koramil setempat untuk mengetahui sejauh mana kondisi ketinggian banjir maupun warga terdampak banjir disana,” kata Fajrurrahman, Senin 6 September 2021.

Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, dari tanggal 23-30 Agustus 2021, dari 50 desa/kelurahan di enam kecamatan tersebut, 35 desa dan 1 kelurahan terdampak cukup parah. Sedangkan jumlah sementara warga terdampak yang diterima sebanyak 4.238 Kepala Keluarga (KK) atau 9.540 jiwa.

Wilayah yang diantaranya, di Kecamatan Telaga Antang banjir menggenangi 10 desa, yakni Desa Ratau Sawang, Rantau Suwang, Tumbang Boloi, Tumbang Bajane, Luwuk Kowan, Ratau Katang, Tumbang Sangai, Tukang Langit, Rantau Tampang dan Tumbang Mangkup.

Ketinggian air dilaporkan 50 cm-1 meter, bahkan dibeberapa desa ketinggian mencapai 1,5 meter. Sedangkan warga yang terdampak sebanyak 975 KK atau 2.428 Jiwa.

Di Kecamatan Mentaya Hulu, 16 Desa dilanda banjir, bahkan ada 11 desa banjir masuk ke dalam rumah warga. Seperti di Desa Tanjung Jariangau ketinggian air 80-130 cm atau 10-40 cm diatas lantai rumah.

Tercatat, fasilitas umum dan pemerintah yang terdampak diantaranya SDN 2 dan 3 Kuala Kuayan, Paud Tunas Mentaya Kuala Kuayan, SDN 1 Baampah, Pustu Pahirangan, Masjid Penda Durian 1, SDN 1 Pahirangan, Pustu Baampah. Ketinggian air rata-rata Kuala Kuayan 25-70 cm atau 20-30 cm diatas lantai rumah. Data sementara warga terdampak sebanyak 2.141 atau 7.112 jiwa.

Untuk Kecamatan Bukit Santuai, dari 14 desa yang kawasan ini yang terdampak banjir, air menggenangi 11 desa dan SDN Tumbang Tilap 1. Di Desa Tumbang Penyahuan ketinggian air 20-180 cm, Tewei Hara dan Tumbang Payang serta luwuk Bagantung ketinggian air 50-150 cm, Tumbang Kania 2,5 m dan Tumbang Keminting 1,5 m. Sementara terdapat 809 KK terdampak dan masih terus dilakukan penghitungan dilapangan.

Selanjutnya di Kecamatan Antang Kalang, air menggenangi 7 Desa atau 420 KK terdampak dengan ketinggian air 50-60 cm dan dilaporkan sempat surut. Saat ini juga masih terus dilakukan pendataan.

Di Kecamatan Tualan Hulu, 40 KK di 3 desa terdampak banjir dengan ketinggian air 10-15 cm.

Di Kecamatan Kota Besi, 1 desa terdampak cukup parah, yakni di desa Hanjalipan yang dihuni 313 KK atau 1.045 jiwa, ketinggian air dilaporkan 50cm-1 meter.

Sementara bantuan terhadap warga terdampak dari pemerintah daerah bersama para donatur telah diterima dan disalurkan.

Hingga Selasa 31 Agustus 2021, berdasarkan data BPBD Kotim, bantuan yang distribusi untuk korban bencana banjir berasal dari Bupati Kotim dan Wakil Bupati, serta beberapa SOPD dilingkup Pemkab Kotim serta sejumlah donatur dari pihak swasta.

“Sesuai instruksi Bupati, tugas dan prioritas saat ini adalah penanganan pandemi dan saat ini kita juga fokus penanggulangan dan penyaluran bantuan kepada korban banjir di Kotim,” kata Fajrurrahman usai dilantik sebagai Sekda Kotim definitif.

(ZR/beritasampit.co.id)