Syiar Jumat : Makna dan Peristiwa Penting Bulan Safar

IST/BERITA SAMPIT - Imam Masjid Al’Hijireah Beringin Rindang, Sahari.

PANGKALAN BUN – Bulan Safar kerap disalahartikan sebagai bulan sial. Padahal Bulan Safar merupakan satu di antara bulan istimewa untuk meraih banyak pahala.

Hal ini diungkapkan Imam salat Jumat di Masjid Al’Hijirah di desa Pasir panjang Pangkalan Bun Kecamatan Arsel Kabupaten Kobar, dalam tausiyahnya Jumat 17 September 2021.

Bulan Safar, dalam bahasa Arab, safar berarti “Kosong” yang mengacu pada era Pra-Islam di mana banyak rumah-rumah kosong karena orang-orang keluar untuk mengumpulkan makanan

BACA JUGA:   Polsek KPM Kawal Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang di Pelabuhan Sampit

Dinamakan demikian karena dibulan tersebut masyarakat ber bondong-bondong meninggalkan rumah dan daerahnya. Baik untuk berperang maupun menjadi musyafir.

Nabi Muhammad SAW sendiri, menampik anggapan negatif masyarakat jahilliah tentang bulan Safar, yang dikaitkan dengan bulan penuh keburukan.

Bahkan dizaman sekarang, masih ada sebagian orang yang menganggap bahwa dihari-hari tertentu membawa hoki alias keberuntungan, sementara dihari-hari lainnya mengadung sebaliknya.

“Padahal seperti bulan-bulan lainnya, bulan Safar netral dari kesialan atau ketentuan nasih buruk. Jikapun ada kejadian buruk didalamnya, maka itu semata-mata karena factor lain, bukan karena bulan Safar itu sendiri,” ungkap Sahiri yang mengupas tentang bulan Safar zaman jahililah dan Safar zaman sekarang.

BACA JUGA:   Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran

Pada akhir Tausyiahnya, Sahiri mengatakan semoga kita semua menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa dianugrahi kekuatan untuk menghormati waktu-waktu yang Allah anugrahkan kepada kita untuk perbuatan dan pikiran yang berfaedah, membawa maslahat, baik didunia maupun diakhirat.

(man/beritasampit.co.id).