Dua Kecamatan di Kotim Terima Alat Berat

ILHAM/BERITA SAMPIT - Bupati Kotawaringin Timur H. Halikinnor, menaiki dan mencoba mengoperasikan sebentar Excavator, alat berat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kotim, yang diserahkan secara simbolis di dua Kecamatan Cempaga dan Kota Besi. Selasa 12 Oktober 2021.

SAMPIT – Menepati janji politiknya pada saat kampanye lalu, yang mana setiap Kecamatan akan mendapatkan bantuan berupa 1 unit alat berat, kini ditepati oleh Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor.

Sementara ini, untuk tahun 2021 ada sebanyak 3 unit alat berat yang akan diserahkan dengan sasaran Kecamatan Cempaga, Kota Besi dan selanjutnya Teluk Sampit.

Pada Selasa 12 Oktober 2021 ini, yang telah menerima bantuan 1 unit alat berat dengan jenis Excavator ditambah 1 unit Hand Traktor yakni Kecamatan Cempaga dan Kota Besi, yang diserahkan secara langsung oleh Bupati Kotim Halikinnor.

“Sebenarnya tahun 2022 bantuan alat ini kita rencanakan, karena di tahun 2021 ini masih masuk dalam program Bupati terdahulu. Tetapi begitu masuk di era baru ke pemimpinan saya mencoba geser dan putar dari dana Covid-19 yang kita sisihkan, dan bisa dapat kita gunakan untuk bantuan alat berat ini,” kata Halikinnor.

“Pengadaan alat ini akan dilakukan secara bertahap atau bergantian, tahun depan 6 sampai 7 unit dan kalau bisa langsung 11 unit, untuk 14 Kecamatan. Namun untuk Kecamatan Ketapang dan Baamang yang didalam Kota tidak perlu, karena ada alat dari PU yang bisa digunakan bersama,” lanjutnya

Halikin berharap, pihak Kecamatan dan Desa agar bisa memanfaatkan dengan bijak menggunakan alat tersebut untuk kebutuhan masyarakat, khususnya pada para petani di wilayah masing-masing.

“Saya minta dari Kecamatan dan Desa bisa membuat daftar untuk para kelompok tani menggunakan alat ini,”tegasnya.

Ditambahkan, Kecamatan Cempaga dan Kota Besi memiliki tekstur tanah yang bagus untuk dijadikan lahan pertanian, namun masih banyak ditemukan lahan kosong yang tidak tergarap masyarakat akibat keterbatasan ekonomi.

Dengan adanya alat berat tersebut, setidaknya lebih meringankan beban masyarakat maupun kelompok tani yang ingin membuka atau membersihkan lahan mereka sehingga bisa produktif.

“Bayangkan kalau menyewa alat berat untuk membersihkan lahan satu jam saja Rp 300 ribu, kalau 10 jam Rp 3 juta, membutuhkan biaya besar,” Imbuhnya

Dengan adanya alat itu masyarakat tidak lagi khawatir mengeluarkan biaya saat membuka lahan, karena untuk kepentingan umum operasional alat berat bisa menggunakan Dana Desa dan untuk kepentingan masyarakat pribadi bisa urunan membeli minyak.

“Saya berharap, pertama dengan alat tersebut tidak ada lagi masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar saat musim kemarau. kedua saya ingin lahan tidak produktif dan tidak mampu digarap perorangan jadi produktif, ketiga jalan dikampung yang irigasinya kurang bagus bisa digali dengan alat ini mencegah banjir,”pungkasnya.

(Cha/beritasampit.co.id)