BPBD Barsel : Januari dan Oktober Tercatat 260 Hotspot

DEDDY/BERITA SAMPIT : Kepala Pelaksana BPBD Barsel, Alip Suraya.

BUNTOK- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito Selatan (Barsel) menyebutkan, awal bulan Januari hingga 18 Oktober 2021 tercatat 260 titik hotspot dibeberapa wilayah di daerah ini.

Untuk menanggulangi, terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Bupati Barsel H. Eddy Raya Samsuri ST menetapkan status siaga bencana karhutla selama 90 hari dari tanggal 6 Mei hingga 4 Agustus 2021 lalu.

Kita juga telah membentuk pos komando, yang dipusatkan di BPBD Barsel serta membentuk Tim Reaksi Cepat (TRS) gabungan yang terdiri dari beberapa lintas instansi yakni BPBD, Kodim 1012 Buntok, Polres Barsel, Pemadam Kebakaran (Damkar).

“Serta melibatkan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Barsel,”Kata Kepala Pelaksana BPBD barsel Alip Suraya kepada beritasampit.co.id saat ditemui diruang kerjanya Jumat 22 Oktober 2021.

Dikatakannya, adanya pos komando tersebut untuk memberkan informasi mengenai titik panas yang terekam oleh satelit NOAA, TERRA, SNPP dan AQUA yang menggunakan aplikasi LAPAN.

“Kemudian tim posko juga mengumpulkan data informasi daerah rawan terjadinya karhutla, melakukan penilaian bahaya, menyusun kebijakan dan strategis siaga darurat karhutla,”Katanya.

Selain itu juga lanjut Alip Suraya, tim posko rutin melaksanakan patroli setiap hari sekaligus mensosialisasikan baik melalui penyuluhan, pemasangan spanduk himbauan dan pamplet.

Sosialisasi tersebut bertujuan, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa pentingnya agar tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan yang berpotensi menyebabkan terjadinya karhutla.

“Untuk mengantisipasi terjadinya karhutla, Pemerintah Daerah (Pemda) Barsel kembali memperpanjang status siaga bencana karhutla sejak tanggal 5 Agustus dan berakhir pada tanggal 2 Nopember 2021 mendatang,”Jelasnya.

Menurut Alip Suraya, selama ini untuk wilayah Kecamatan Dusun Selatan (Dusel) masih belum ada kejadian karhutla namun pihaknya tetap tetap rutin melakukan patroli terutama di wilayah yang bisa berpotensi terjadinya karhutla.

“Termasuk melakukan, pendataan wilayah yang lahannya telah dilakukan tebas tebang oleh masyarakat oleh karena itu pihaknya melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan,”Ungkapnya.

Ditambahkannya, begitu juga informasi dari masyarakat sangat dibutuhkan apabila melihat titik apai agar segera melaporkannya kepada pos komando yang berada di BPBD Barsel.

“Sehingga dengan adanya laporan dari masyarakat tersebut TRC bisa bergerak cepat menuju ke lokasi kebakaran sehinggga dengan cepat bisa ditanggulangi,”Pungkas Alip Suraya.

(Ded/beritasampit.co.id)