Presiden Sayangkan Perlakukan Diskrminatif UE Soal Kelapa Sawit RI

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Slovenia Janes Jansa di sela KTT Pemimpin Dunia, COP26, Glasgow, Skotlandia, Senin 1 November 2021. (ANTARA/Biro Pers Sekretariat Presiden)

JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan masih ada perlakuan diskriminatif dari Uni Eropa (UE) terhadap kelapa sawit berkelanjutan dari Indonesia.

“Terkait dengan kerja sama lingkungan hidup, saya menyayangkan masih ada perlakuan diskriminatif oleh Uni Eropa terhadap kelapa sawit berkelanjutan Indonesia,” kata Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Slovenia Janes Jansa di sela KTT Pemimpin Dunia, COP26, Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11) sebagaimana keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden, diterima di Jakarta, Selasa 2 November 2021.

BACA JUGA:   Penumpang Kapal dari Pelabuhan Sampit ke Pulau Jawa Disebut Melonjak

Presiden Jokowi mengharapkan agar Slovenia mendorong finalisasi perundingan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia – EU (I-EU CEPA). Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan terkait berbagai isu mengenai lingkungan hidup.

Presiden juga menyampaikan bahwa upaya memperkuat kerjasama Indonesia-UE ini telah dibahas dengan Prancis sebagai pemegang presidensi UE berikutnya dan juga dengan Presiden Dewan Eropa.

Selain itu, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi kepada PM Slovenia atas komitmennya untuk terus memperkuat hubungan Indonesia-Slovenia dan Indonesia-Uni Eropa (UE).

BACA JUGA:   Penumpang Kapal dari Pelabuhan Sampit ke Pulau Jawa Disebut Melonjak

Sementara itu, PM Janes Jansa menyampaikan bahwa Slovenia memberikan perhatian besar terhadap Indonesia. “Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar, sehingga penting bagi Uni Eropa memberikan perhatian lebih besar kepada Indonesia,” kata PM Janes Jansa.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertmuan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

(Antara)