BNPB Berikan Bantuan DSP Rp1,5 miliar Untuk Tangani Banjir di Kalbar

Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito meninjau lokasi terdampak banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Selasa 9 November 2021. ANTARA/BNPB;

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp1,5 miliar guna penanganan banjir yang melanda empat kabupaten di Kalimantan Barat yang terdampak paling parah.

“Bantuan tersebut lain Kabupaten Kabupaten Sintang Rp500 juta, Kabupaten Melawi Rp500 juta, Kabupaten Sanggau Rp250 juta dan Kabupaten Sekadau Rp250 juta,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito dalam keterangannya di Jakarta, Selasa 9 November 2021.

Ganip memastikan penanganan banjir berjalan baik, juga untuk mendengar dan mendapat masukan dari korban banjir dan perangkat daerah terkait.

Untuk daerah terdampak paling parah, pemerintah melalui BNPB juga memberikan bantuan Logistik dan Peralatan (Logpal) kepada korban pengungsi dan petugas BPBD setempat serta jajaran petugas di lapangan berupa paket makanan siap saji, tenda, selimut, matras, perahu dan masker.

Dua kabupaten paling parah yaitu Kabupaten Sintang mendapat bantuan berupa selimut 300 buah, makanan siap saji sebanyak 504 paket, lauk pauk sebanyak 501 paket, masker KF 94 sebanyak 5.000 buah, matras 300 lembar, 2 set tenda pengungsi serta 2 unit perahu polyethylene.

Sedangkan untuk korban pengungsian di Melawi mendapat bantuan berupa selimut 200 buah, makanan siap saji sebanyak 504 paket, lauk pauk sebanyak 501 paket, masker KF 94 sebanyak 5.000 buah, matras 300 lembar.

Usai meninjau lokasi banjir, Ganip menjelaskan fenomena alam La Nina yang berdampak pada meningkatnya curah hujan menjadi penyebab banjir. Sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), La Nina diprediksi akan terjadi hingga Januari-Februari 2022.

Hujan dengan intensitas tinggi yang membuat debit air Sungai Kapuas dan Melawi meluap itu memicu terjadi banjir. Oleh karena itu, penanganannya harus disiasati dengan mitigasi yang tepat dan benar.

Solusi jangka pendeknya, menurut Ganip adalah penyelamatan masyarakat terdampak, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Penyelamatan masyarakat terdampak dan pemenuhan kebutuhan terutama kelompok rentan seperti ibu hamil, lansia dan anak-anak menjadi prioritas.

BNPB sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan jajaran forkopimda untuk bersinergi membantu penanganan bencana. Pemda, kata Ganip telah membuat status tanggap darurat.

“Saya arahkan bupati dan forkopimda untuk memikirkan penanganan pengungsi untuk waktu yang cukup lama, sesuai kondisi kemungkinan curah hujan ke depan akan semakin meningkat,” ucap Ganip.

Sejauh ini, BNPB telah membuat kajian terkait strategi jangka panjang penanganan banjir terkait bencana hidrometerologi basah seperti banjir. Penekanannya, adalah membuat mitigasi yang berkaitan dengan masalah iklim dan cuaca.

“Kita sudah melakukan persiapan sebenarnya, karena memang dampak La Nina terjadi berulang, karena tahun lalu pun seperti itu,” kata Ganip.

Pada hari yang sama, BNPB juga menyerahkan bantuan di sejumlah wilayah berbeda, antara lain di Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan.

Di wilayah itu pemerintah melalui BNPB juga menyerahkan batuan berupa selimut sebanyak 200 buah, lauk pauk sebanyak 201 paket, makanan siap saji sebanyak 204 paket, matras sebanyak 200 lembar, masker KF94 2.000 lembar, 2 set tenda pengungsi, 2 unit perahu polythylene serta 5 unit Handy Talky untuk mendukung komunikasi dan koordinasi petugas BPBD dan petugas di lapangan.

Juga di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur, BNPB menyerahkan bantuan berupa selimut sebanyak 200 buah, lauk pauk sebanyak 201 paket, makanan siap saji sebanyak 204 paket, matras sebanyak 200 lembar, masker KF94 sebanyak 2.000 lembar dan 2 set tenda pengungsi.

Untuk mendukung sinergi, BNPB juga memberikan bantuan kepada TNI AU Silaspapare, Papua berupa 2 set tenda pengungsi.

(Antara)