Wali Siswa Protes Tidak Ada Buku Tabungan, Begini Penjelasan Kepala Sekolah

ISTIRAHAT : ARIFIN/BERITA SAMPIT - Sejumlah siswa SMPN 2 Pulau Hanaut memanfaatkan waktu istirahat bermain di lingkungan sekolah.

SAMPIT – Sejumlah orang tua wali siswa SMPN 2 Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), protes. Pasalnya, merasa tidak pegang buku tabungan justru disuruh pihak sekolah membuat laporan kehilangan.

Persoalan ini sempat memanas hingga akhirnya pihak sekolah mengadakan rapat internal yang dihadiri beberapa orang tua wali siswa. Rapat dipusatkan di ruangan kelas sekolah setempat.

Kepala SMPN 2 Pulau Hanaut Sarfin mengatakan, ada 10 siswanya yang tidak memiliki buku tabungan untuk mencairkan bantuan dari Kemendikbud Ristek melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP).

“Setelah kami tanyakan orang tua wali siswa, mereka mengaku memang tidak punya buku tabungan yang diserahkan pihak sekolah, apalagi sejak anaknya duduk di bangku sekolah dasar,” ujar Sarfin kepada wartawan media siber beritasampit.co.id, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Jumat 12 November 2021.

BACA JUGA:   Sepekan setelah Ditemukan Mengapung di Sungai Mentaya, Jenazah Bayi Belum Dimakamkan

Dia menjelaskan, masing-masing peserta didik mendapat bantuan uang sesuai tingkatan kelasnya. Misalnya, kelas VII menerima Rp 375 ribu per tahun, kelas VIII menerima Rp 350 ribu per tahun, dan kelas IX menerima Rp 300 ribu per tahun.

Lalu bagaimana solusinya?, Sarfin menuturkan, pihaknya siap membantu menguruskan pencairan dana tersebut secara kolektif.

Namun ada persyaratan yang wajib dipenuhi, katanya, yakni, orang tua wali siswa bersedia membuat surat keterangan pertanggungjawaban mutlak bermaterai yang diserahkan kepada pihak sekolah.

BACA JUGA:   PKB Kotim Dorong Fajrurrahman Maju di Pilkada Kotim

“Persyaratan itu, atas permintaan dari pihak bank. Jadi, kami hanya sebatas menyampaikan kepada orang tua wali siswa,” tegas Sarfin.

Kini, tambahnya, pihak sekolah menunggu surat keterangan dari orang tua wali siswa, semoga secepatnya supaya bantuan itu segera dicairkan oleh pihak bank.

“Memang tidak mudah untuk mengurus persoalan ini, terutama untuk pencairan karena jarak tempuh dan biaya yang dikeluarkan,” pungkasnya.

Sekadar informasinya, SMPN 2 Pulau Hanaut terletak di Desa Makarti Jaya, wilayah paling hulu Kecamatan Pulau Hanaut.

Untuk mencapai ke bank guna mencairkan bantuan, mereka harus menyeberang dengan biaya 20 ribu Pulang Pergi, belum termasuk ongkos minyak kendaraan. (ifin/beritasampit.co.id).