Polisi Akan Awasi Tarif Jasa Angkutan Kelotok saat Banjir Katingan

BANJIR : KAWIT/BERITA SAMPIT - Para penyedia kelotok saat menunggu penumpang di Taman Relegi Kota Kasongan.

KASONGAN – Polsek Katingan Hilir Ipda Eko Priono mengimbau para pemilik kelotok yang mengangkut penumpang atau pengendara roda dua dari arah Kasongan- Hampalit dan sebaliknya agar tidak mengambil keuntungan berlebihan.

Menurutnya, bencana banjir merupakan hal yang tidak diinginkan untuk itu perlu kesadaran bersama dalam mengenakan tarif angkutan.

Ia mengakui tidak bisa menghalangi para pemilik kelotok untuk menggunakan kesempatan ini untuk mencari rezeki. Meski begitu, dirinya berharap para penyedia jasa angkutan lebih menggunakan hati nurani dalam menetapkan tarif.

Ditambahkanya, jalur yang dilewati dari Taman Relegi Kota Kasongan ke Desa Hampalit menggunakan jalur air cukup jauh dan memakan waktu hampir 1 jam.

“Kalo untuk penumpang Rp100 Ribu itu masih wajar kalo melihat jarak tempuh, saya pernah menggunakan transportasi ini saat banjir beberapa waktu yang lalu, kalo Rp. 200 Ribu sama motornya juga masih wajar. Kita minta pemilik kelotok bisa mengerti kondisi ini, saya akan pantau langsung ke lokasi untuk memastikan tarif bisa terjangkau,” jelasnya. Sabtu, 13 November 2021.

BACA JUGA:   Aktivis Muda Harapkan Bakal Calon Bupati Harus Benar-Benar Paham Kondisi Katingan

Sebelumnya, seorang pengendara motor bernama Ardiansyah warga Kota Besi, Kotawaringin Timur mengaku harus merogoh dompet untuk mengeluarkan uang lebih untuk bisa mencapai tempat tujuan.

Menurutnya, harga yang dikenakan para pemilik kelotok masih terbilang tinggi.

“Untuk satu orangnya dikenakan tarif Rp100 Ribu dan motor roda dua Rp250 ribu. Jadi kalo kami bertiga harus mengeluarkan biaya 300 ribu untuk orangnya ditambah motor Rp250 kan totalnya Rp550.00 ribu kalo perhitungnya begitu,” keluhnya saat dibincangi beritasampit.co.id. Sabtu, 13 September 2021.

BACA JUGA:   Sekda Sampaikan Pidato Pengantar Bupati Katingan ke DPRD Terkait LKPI Tahun Anggaran 2023

Ia menyadari jarak tempuh yang digunakan untuk sampai tujuan dari arah Kasongan hingga desa Hampalit atau Kereng Pangi melalui jalur sungai jauh. Para pemilik kelotok pun tidak bisa disalahkan karena memang jarak tempuh.

Kendati begitu, pria yang baru saja berangkat dari Palangka Raya menuju Kotim ini berharap ada standar yang wajar agar sama-sama saling dibantu.

“Saya berharap ada harga yang standar, jangan juga semua dihitung per item begini, kan saya ini bawa anak. masa ia juga dihitung. Kalo bisa ada disesuaikan dengan kondisi yang ada,” harapnya.

(Kawit/beritasampit.co.id)