Harga Kedelai Dipermainkan, Disperdagin Kotim Bocorkan Solusinya

BERBINCANG : ARIFIN/BERITA SAMPIT - Kabid Perindusrian pada Disperdagin Kotim beserta jajarannya saat berbincang dengan Kepala Desa Rawa Sari terkait potensi yang ada di desa.

SAMPIT – Pendistribusian kacang kedelai di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), sebenarnya cukup besar. Namun, harga jual dipasaran terkadang mudah dipermainkan.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kotim telah melakukan penelusuran ke lapangan, kemudian menyimpulkan dan memutuskan ternyata hanya ada satu distributor.

“Harga kedelai di Kotim sering naik turun, ternyata hanya ada satu distributor, sehingga mudah dipermainkan,” kata Kepala Disperdagin Kotim Julhaidir melalui Kepala Bidang Perindustrian Rodi Hartono pada saat berada di kantor Pemerintah Desa Rawa Sari, Senin 22 November 2021.

BACA JUGA:   Pemkab Kotim Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir 14 Hari Kedepan

Solusinya, kata Rodi, pihaknya mendorong pemerintah desa terutama desa yang masih memiliki potensi lahan luas untuk penanaman kedelai, kerja sama Bulog dalam hal pendistribusian supaya harga jual tetap stabil.

Menurutnya, salah satu desa yang bisa didorong untuk melaksanakan progres tersebut ada di Desa Rawa Sari, Kecamatan Pulau Hanaut.

Rodi menilai, di desa tersebut masih terdapat lahan sangat luas, lahan itu bisa digunakan untuk tanaman kedelai supaya kedepannya tidak banyak ketergantungan dengan distributor.

“Rencana kedepannya, Pemerintah Desa Rawa Sari akan membangun industri pabrik tahu dan tempe. Kami sarankan, agar menanam kedelai supaya pabrik itu nantinya tidak hanya mengandalkan suplai kedelai dari pihak lain,” tegas Rodi.

BACA JUGA:   Pengamanan Areal Kebun Sawit Difokuskan dari Penjarahan

Sementara itu, Kepala Desa Rawa Sari Sigit Pranoto membenarkan rencananya tersebut. Bahkan, kata dia, tidak hanya pabrik industri tahu dan tempe melainkan membangun rumah produksi lainnya.

“Pelan-pelan akan kami kembangkan, karena di desa kami ini lahan yang digarap untuk tanaman seperti kedelai masih sangat terbuka luas,” ujarnya.

(ifin/beritasampit.co.id)