Ketua Umum LSR LPMT Kalteng Minta Ormas di Kalteng Saling Menghargai dan Bersatu

IST/BERITA SAMPIT - Ketua Umum LSR LPMT Kalteng, Agatisansyah.

PALANGKA RAYA – Berkaca dari aksi Ormas di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang terjadi dalam satu bulan terakhir yang dianggap kurang pantas, sehingga menimbulkan reaksi keras oleh aliansi ormas se-Kalteng.

Ketua LSR LPMT Agatisansyah angkat bicara, dirinya mengatakan sebagai contoh aksi Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Kalteng yang melakukan aksi demo di Polda Kalteng beberapa waktu lalu.

“Hal itu tak perlu terjadi, apalagi sampai menurunkan ratusan massa dengan senjata tajam hanya karena mereka menganggap Panglima mereka (Panglima Jilah) telah dihina oleh satu pengurus Fordayak,” ucap Pria yang kerap dipanggil Gatis ini, Minggu 28 November 2021.

Mantan wartawan senior ini juga menyesalkan aksi TBBR mendatangi Polda Kalteng dengan senjata mandau. “Bahkan diduga ada beberapa yang sudah terhunus,” ujar Pria yang lahir di Huma (rumah) Betang Mungku Baru.

BACA JUGA:   Rakordalev Digelar Untuk Mengetahui Ketercapaian Pembangunan Daerah

“Takutnya ada opini liar yang berkembang kalau boleh membawa sajam saat demo di Polda Kalteng, pada hal ada implementasi undang-undang darurat dan aturan kalau membawa sajam harus ada izin tapi juga sesuai peruntukkannya,” tegas Gatis.

Namun, kata Dia, beruntung rekan-rekan di Polda Kalteng bisa memahami Demo TBBR Kalteng yang membawa senjata tajam.

“Dan aksi damai di Bundaran besar beberapa hari yang lalu oleh puluhan ormas se-Kalteng yang menolak kehadiran TBBR di Kalteng adalah sebagai bentuk nasehat yang tegas,” tambah Gatis.

Dirinya juga menyakini Ormas, tokoh adat, tokoh masyarakat Kalteng bisa menerima kehadiran TBBR di Bumi Tambun Bungai tapi paling tidak harus hargai adat istiadat setempat.

BACA JUGA:   Partai Demokrat Mampu Mempertahankan Waket di DPRD Provinsi Kalteng

“Selain itu hargailah para tokoh adat, tokoh masyarakat dan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng, jangan ketika diundang DAD Kalteng, TBBR tidak mau datang, ini menciderai Falsafah Huma Betang yaitu Belum Bahadat (Hidup beradat dan memiliki adab),” ucap Gatis.

“Saya meminta untuk Ormas TBBR dan seluruh Ormas yang ada untuk saling menghargai serta bersatu untuk menjaga budaya khususnya Dayak agar masyarakat Dayak semakin disegani,” bebernya.

Terakhir dirinya berharap semua Ormas bisa menghargai hukum positif serta Kepolisian, TNI, tokoh adat dan instansi terkait.

“Mari kita bantu tugas TNI Polri, Pemerintah Provinsi Kalteng untuk bersama menjaga Kalteng tetap selalu aman dan kondusif serta bersama-sama membangun Kalteng agar semakin Berkah,” pungkas Gatis. (Aulia Mirza/beritasampit.co.id).