Jembatan Pangulu Iban Diresmikan, Ini Harapan Bupati Barito Utara

Bupati Barito Utara Nadalsyah disaksikan sejumlah pejabat meresmikan jembatan Muara Teweh – Jingah yang diberi nama "Pangulu Iban" di kawasan water front city di Muara Teweh, Kamis 2 Desember 2021.ANTARA/Dokumen Pribadi

MUARA TEWEH – Bupati Barito Utara, Kalimantan Tengah, Nadalsyah, meresmikan jembatan konstruksi baja yang melintasi Sungai Barito dan diberi nama Pangulu Iban. Pemberian nama jembatan tersebut diambil dari salah satu tokoh dan ulama Barito Utara pada masa lalu.

Nadalsyah berharap keberadaan Jembatan Pangulu Iban yang baru saja diresmikan sebagai penghubung Muara Teweh menuju Kelurahan Jingah dan Jambu Kecamatan Teweh Baru mampu mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.

“Kami berharap, dengan adanya jembatan itu sebagai penghubung daerah tersebut nantinya dapat meningkatkan roda perekonomian masyarakat, sebab akses darat sudah menjadi lebih mudah dan lancar,” Nadalsyah dikutip dari Antara, Kamis 2 Desember 2021.

“Atas nama pribadi dan pemerintah daerah saya mengucapkan terima kasih kepada DPRD Barito Utara yang telah mendukung dalam penganggaran pembangunan jembatan sekaligus pemberian nama jembatan penyeberangan Muara Teweh – Jingah ini,” ucapnya.

Menurut dia, akses jembatan ini adalah salah satu aspek yang memangkas jarak tempuh dari Muara Teweh – Jingah dan Jambu. Masyarakat Jingah-Jambu akan lebih dekat ke Muara Teweh untuk melakukan kegiatan perekonomian dan lainnya.

Pada kesempatan itu juga Bupati Nadalsyah meminta kepada warga masyarakat di daerah ini agar menjaga dan memelihara jembatan yang telah dibangun ini.

“Jaga dan rawat dengan baik jembatan yang telah dibangun ini, agar tetap bisa fungsional,” katanya.

Jembatan Pangulu Iban yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp104,76 miliar itu merupakan jembatan type Truss Kelas C untuk pejalan kaki, roda dua, roda empat. Dengan total panjang 472,98 meter terdiri dari bentang utama rangka baja 220 meter dan jembatan penghubung 252,98 meter dan lebar empat meter, ditambah trotoar.

Jembatan kebanggaan masyarakat Kabupaten Barito Utara dengan konstruksi utama bagian atas menggunakan pelengkung/busur (Arch Bridge) dengan panjang jembatan yang membentang di atas Sungai Barito sepanjang 472,98 meter.

Peresmian dan pemberian nama jembatan dihadiri Wakil Bupati Sugianto Panala Putra, Ketua DPRD Barito Utara Mery Rukaini, Sekda Muhlis, Wakil Ketua DPRD  Kalteng Jimmy Carter serta pejabat, masyarakat dan keluarga Pangulu Iban.

Untuk diketahui, Pangulu Iban yang namanya diabadikan sebagai nama jembatan tersebut merupakan seorang tokoh masyarakat dan ulama di Barito Utara, lahir di Kampung Manggala Kelurahan Jambu, Kecamatan Teweh Baru pada 1901 silam.

Iban merupakan putra dari pasangan Nafi bin Haji Muhammad Najib dan Tayah putri Haji Ahmad, memiliki seorang istri bernama Mulik (Arfah), pada tahun 1907 sampai 1928 pernah pengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam, Martapura, Kalimantan Selatan.

Selain menimba ilmu di pondok, beliau dengan istilah mengaji duduk dan berguru kepala ulama terkenal Kalimantan Selatan KH Zainal Ilmi Al Banjari.

Pada 1930, Pangulu Iban pulang ke kampung halamannya dan mendirikan Madrasah Diniah Islamiah  sekaligus dijadikan mushala di Juking Hara Kelurahan Jambu dan mengabdi di sekolah itu selama 40 tahun.Kemudian pada 1939 beliau bersama-sama masyarakat setempat membangun Masjid Jami Darutaqwa di Kelurahan Jambu.

Pada Sabtu, 9 Juni 1979 atau 19 Rajab 1399 Hijriah,ia meninggal dunia di saat sedang mengajar anak didiknya belajar membaca Al Quran dan dimakamkan di alkah keluarga di Juking Hara RT 3 Kelurahan Jambu.

(Antara/BS65_beritasampit.co.id)