PALANGKA RAYA – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya, Heri Purwanto meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) setempat agar dapat mengelola pakan ternak mandiri.
Menurut Dia, saat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) kerap diwarnai dengan melonjaknya harga sejumlah bahan pokok. Salah satunya daging ayam, ikan dan sebagainya. Dimana, permasalahan pakan hewan ternak yang hingga saat ini masih bergantung pada Provinsi lain, dinilai turut mempengaruhi melonjaknya harga.
“Apalagi beberapa waktu lalu, jalan yang menghubungkan Kota Palangka Raya dengan daerah lain sempat putus akibat banjir. Jadi banyak peternak yang memilih tidak mengisi kandang-kandang mereka,” ujar Heri Purwanto dalam keterangan tertulis diterima, Senin 6 Desember 2021.
Politisi dari Partai Hanura ini juga mengungkapkan, harga jual bahan baku untuk pembuatan pakan ternak dinilai kurang menguntungkan. Sehingga menjadikan para petani enggan untuk menanam jagung hibrida.
Bahkan, masa panen jagung hibrida yang lebih lama dibandingkan dengan jagung manis, juga turut mempengaruhi minat petani untuk menanam bahan baku pakan ternak.
“Kalau jagung hibrida itu kan satu kilogramnya berisikan 9 sampai 10 tongkol dengan harga Rp 8 ribu. Sedangkan jagung manis itu per tongkolnya bisa mencapai Rp 2 ribu. Masa panennya pun untuk jagung hibrida itu bisa sampai tiga bulan,” tuturnya.
Namun Heri optimis, jika Pemerintah Kota Palangka Raya mampu lepas dari ketergantungan pakan dari Provinsi lain. Hanya saja perlu komitmen serta langkah strategis dari Pemerintah untuk meyakinkan para petani.
“Sebenarnya bisa asalkan ada niat dan komitmen yang kuat. Dari segi lahan saja kita masih luas, tinggal bagaimana kita meyakinkan para petani kita,” tutup Heri Purwanto. (M.Slh/beritasampit.co.id).