Sesibuk Apapun Perempuan Harus Bisa Membagi Waktu Untuk Keluarga

ILHAM/BERITA SAMPIT - Kepala DP3AP2KB Kotim Hj. Ellena Rosie, saat memberikan materi dalam Seminar di Kegiatan Hari Ibu ke 93, yang di gelar GOW Kabupaten Kotim, Selasa 14 Desember 2021.

SAMPIT – Peran perempuan dalam pembangunan sangatlah penting. Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Kotawaringin Timur, hanya 20,8 persen perempuan berkiprah untuk daerah.

Melalui momen peringatan Hari Ibu ke 93, yang digelar Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Kotim, bertempat di Gedung Serbaguna Sampit, Selasa 14 Desember 2021, Kepala DP3AP2KB Kotim Ellena Rosie, yang bertindak sebagai narasumber pada seminar bertemakan perempuan berdaya, Indonesia Maju, mengajak perempuan Kotim mampu menggali potensi dalam diri mengisi pembangunan daerah.

BACA JUGA:   Menuju Pilkada Kotim, Halikinnor-Fajrurrahman Hingga Rudini Gandeng Jhon Krisli Sudah Ramai Diperbincangkan

Selain berkiprah dalam karir, Rosie juga mengingatkan perempuan juga jangan melupakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai ibu rumah tangga yang dibutuhkan suami dan anak-anaknya.

“Selain menggali potensi perempuan, sebagai seorang ibu kita juga jangan sepelekan peran seorang istri, sesibuk apapun kita harus bisa membagi waktu terutama untuk pendidikan anak-anak,” katanya.

ILHAM/BERITA SAMPIT – Hj. Ellena Rosie mendapatkan penghargaan dari GOW yang diserahkan Ketua panitia pelaksana Hari Ibu ke 93, Hj. Sepnita.

“Bukan hanya pendidikan akademis, namun juga pendidikan agama sehingga anak-anak kita menjadi generasi penerus yang berguna bagi nusa dan bangsa maupun juga nanti bisa bermartabat dan bermoral. Jadi berimbang antara pendidikan agama dan juga pendidikan akademik,” sambung Rosie.

BACA JUGA:   Dewan Kotim Sarankan Simpang Sebabi Menjadi Kelurahan

Menurutnya keluarga adalah nomor satu dan harta yang paling berharga, apa lagi ditengah zaman moderen dan serba canggih saat ini, jika kurang perhatian kepada keluarga akan berdampak kurang baik, terutama pada masa depan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

“Kita belum bisa dikatakan berhasil kalau generasi kita itu tidak berhasil. Maka itu kita sebagai ibu harus menjadi contoh yang baik dan suri tauladan bagi anak-anak kita,” pungkasnya. (Cha/beritasampit.co.id).