Pemimpin Universitas Palangka Raya dan Era Society 5.0

Ricky Zulfauzan, Dosen FISIP Universitas Palangka

Penulis: Ricky Zulfauzan

PEMIMPIN perguruan tinggi (Rektor, Direktur, Ketua) haruslah seperti pemimpin orkestra. Pemimpin orkestra yang baik, pasti mampu memaksimalkan setiap potensi dari bawahannya agar bisa berperan maksimal. Lazimnya sebuah orkestra, ada beraneka ragam karakter, sikap, sifat dan perilaku dari bawahan yang harus mampu diakomodir pemimpin, sesuai dengan perannya masing-masing. Pemimpin orkestra juga harus melek teknologi dan tidak gagap teknologi (Gaptek), atau paling tidak membuka diri terhadap kemajuan teknologi. Dengan demikian, dalam kepemimpinan di perguruan tinggi hendaknya diisi oleh seseorang yang muda, dari latar belakang akademik yang baik dan tingkat intelektualitas tinggi agar tercipta orchestra yang indah.

Universitas Palangka Raya (UPR) sebagai perguruan tinggi negeri tertua dan terbesar di Kalimantan Tengah hendaknya bisa menjaring pemimpin yang demikian. Pemimpin muda dengan latar belakang akademik baik dan intelektualitas yang tinggi dibutuhkan UPR untuk mampu bersaing sekaligus berkolaborasi. Selain itu, pemimpin seperti ini sangat penting agar mampu beradaptasi dan mengambil peran maksimal di era Society 5.0.

Apa era Society 5.0?
Era super smart society atau dikenal ‘society 5.0’ pertama kali diperkenalkan oleh Pemerintah Jepang pada tahun 2019, yang dibuat sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0, yang menyebabkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu. Dikhawatirkan invasi tersebut dapat menggerus nilai-nilai karakter kemanusiaan yang dipertahankan selama ini.

Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 seperti Internet of Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Society 5.0 dibuat sebagai solusi dari Revolusi 4.0 yang ditakutkan akan mendegradasi umat manusia dan karakter manusia. Di era Society 5.0 ini nilai karakter harus dikembangkan, empati dan toleransi harus dipupuk seiring dengan perkembangan kompetensi yang berfikir kritis, inovatif, dan kreatif. Society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik menjadi satu sehingga semua hal menjadi mudah dengan dilengkapi artificial intelegence. Pada Era Society 5.0 pekerjaan dan aktivitas manusia akan difokuskan pada Human-Centered yang berbasis pada teknologi.
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/menyiapkan-pendidik-profesional-di-era-society-50).

Tantangan era Society 5.0
Konsep Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep sebelumnya. Pada Society 1.0, manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan. Pada Society 2.0 adalah era pertanian dimana manusia sudah mulai mengenal bercocok tanam. Lalu pada Society 3.0 sudah memasuki era industri, yaitu ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Setelah itu muncullah Society 4.0 yang kita alami saat ini, yaitu manusia yang sudah mengenal komputer hingga internet juga dalam penerapannya di kehidupan.

Jika Society 4.0 memungkinkan kita untuk mengakses juga membagikan informasi di internet. Pada era Society 5.0 Internet bukan hanya sekadar untuk berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan. Society 5.0 menciptakan masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Manusia mempunyai peran di era digital, sehingga dibutuhkan keseimbangan antara pencapaian ekonomi dan penyelesaian masalah sosial (Lihat https://radarsolo.jawapos.com/pendidikan/28/10/2020/peluang-tantangan-generasi-milenial-dalam-menghadapi-era-society-5-0/).

Dengan demikian tantangan utama kepemimpinan Universitas Palangka Raya adalah seberapa maksimal Ia mampu mengintegrasikan antara dunia digital dan dunia nyata. Kemajuan teknologi yang begitu cepat harus bisa diimbangi dengan penerapan nilai-nilai adab, moral dan etik yang setara sesuai dengan konteksnya. Konteks dunia digital misalnya bagaimana pemimpin mampu membagikan berbagai informasi secara transparan tanpa ada yang ditutup-tutupi. Konteks dunia nyata misalnya seberapa mampu pemimpin tidak menggunakan pengaruh dan jabatannya untuk kepentingan pribadi.

Pemimpin Universitas Palangka Raya 2022-2026
Pada era Society 5.0 pemimpin universitas Palangka Raya haruslah orang yang memiliki keterampilan di bidang digital, berfikir kreatif, inovatif dan dinamis. Keterampilan di bidang digital misalnya kemampuan dalam menggunakan Internet of Things, Virtual/Augmented reality, dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI). Berfikir kreatif misalnya kemampuan dalam menganalisis masalah secara cermat dan cepat serta menemukan solusi yang bahkan tidak pernah difikirkan orang lain.

Inovatif misalnya keberanian seorang pemimpin untuk menemukan jalan keluar yang mendobrak kemapanan sebelumnya. Dinamis misalnya kemampuan dalam menerima pemikiran baru, tidak anti kritik dan mengedepankan dialog tanpa memaksakan kehendak kepada pihak lain.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka sudah selayaknya Rektor Universitas Palangka Raya tahun 2022-2026 diisi oleh mereka yang berusia maksimal 45 tahun. Sulit dipercaya jika generasi di atas 55 tahun menguasai berbagai keterampilan dasar era Society 5.0 tersebut.

Tanpa keterampilan itu, bisa kita bayangkan semakin tertinggalnya Universitas Palangka Raya dari universitas negeri lainnya di Pulau Kalimantan, di Indonesia bahkan di dunia. Sejatinya Universitas Palangka Raya tidak kekurangan sumber daya manusia yang muda, cerdas dan mampu berperan maksimal dalam mengisi era Society 5.0. Hanya saja kesempatan dan peluang mereka tidak diberikan maksimal. Sebenarnya kita bisa menguji calon rektor UPR berusia maksimal 45 tahun tadi.

Jika memang tidak bagus, jangan dipilih lagi periode berikutnya. Melalui kolom opini ini saya menggugah para pemegang mandat yang akan menentukan suksesi UPR tahun 2022-2026. Berilah kesempatan kepada SDM-SDM muda yang unggul di civitas akademika Universitas Palangka Raya untuk berkontestasi secara jujur, adil dan bersih. Mengakomodir setiap perbedaan. Satukan tujuan. Demi Universitas Palangka Raya Jaya Raya dan Visi Indonesia Emas 2045. Salam.

Penulis adalah Dosen FISIP Universitas Palangka Raya