Ustadz dan Ustadzah di Barsel Ikuti Diklat Standarisasi Guru Al-Qur’an

DEDDY/BERITA SAMPIT : Ketua Panpel Ustadz H. M Sibawaihi, LC.M.Pd (empat dari kiri) dan sejumlah peserta foto bersama, dengan Instruktur Tilawati dari Pusat Pesantren Nurul Falah Ustadz M. Choiri, S.Pdi (tujuh dari kanan).

BUNTOK – Sedikitnya 80 orang Ustadz dan Ustadzah di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Standarisasi Guru Al-Qur’an level satu dan level dua.

“Diklat tersebut dilaksanakan, adalah dalam upaya untuk meningkatkan lagi Sumber Daya Manusia (SDM) para guru-guru yang menjadi pengajar Al-Qur’an,” Kata Panitia Pelaksana (Penpel) Ustadz HM Sibawaihi kepada beritasampit.co.id, Minggu 9 Januari 2022.

Bertempat di aula Kantor Kementerian Agama (Kakemenag) Barsel, kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari yakni 8-9 Januari 2022 itu diikuti 43 peserta untuk level satu dan 46 peserta level dua.

“Kesemua peserta merupakan Ustadz dan Ustadzah. Dimana mereka mengajarkan Al-Qur’an kepada santri-santri di Kabupaten Barsel bahkan dari 80 peserta diklat tersebut juga ada yang dari Kabupaten Barito Timur (Bartim),” katanya.

BACA JUGA:   Eddy Raya Buka Puasa Bersama Santri Karantina Tahfidz Quran Buntok

Ditambahkan, bahwa diklat standarisasi guru Al-Qur’an level satu dan level dua merupakan upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) guru-guru yang menjadi pengajar Al-Qur’an.

“Untuk diklat level satu diikuti, bagi pemula yang masih belum mengenal bagimana mengajarkan metode tilawah sebab walaupun bisa membaca  Al-Qur’an belum tentu bisa mengajar tilawati kalau tidak mengetahui caranya,” jelasnya.

Adapun yang diajarkan dalam diklat level satu, lanjutnya, mulai dari hal yang kecil hingga jilid enam termasuk juga nada dasar rost sedangkan diklat level dua berupaya pengayaan dan pemantapan pada metode tilawati remaja serta bagaimana mengajarkan Al-Qur’an pasca jilid satu hingga jilid enam dengan tambahan lagu-lagu.

Ia juga berharap, dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut maka akan bertambah banyak lagi  guru-guru yang mengajarkan Al-Qur’an kepada santri.

BACA JUGA:   Kecelakaan Maut di Desa Bipak Kali, Dua Pengendara Motor Tewas

Disebutkan jumlah santri yang ada di daerah ini sangat banyak dan kendalanya adalah masih kekurangan SDM guru atau Ustadz dan Ustadzah.

“Dengan adanya diklat ini, maka menjawab tantangan dan gurunya harus sesuai dengan standar diklat metode tilawati yang diikuti para guru sesuai dengan standar dari pusat,”Terangnya.

Lebih lanjut ditambahkan, kegiatan ini juga menghadirkan instruktur Tilawati dari Pusat Pesantren Nurul Falah yakni Ustadz M. Choiri.

Kegiatan ini dilaksanakan secara swadaya atau dari masing-masing guru-guru yang menjadi peserta diklat, serta ada bantuan dari Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an (LPPTKA) Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPRMI) bersama Tilawati Nurul Azhar,” pungkas Ustadz. H. M Sibawaihi.

(Ded/beritasampit.co.id)