Pasar Indra Sari Pangkalan Bun: “Oh…Nasibmu Sekarang Memprihatinkan”  

(Man/BERITA SAMPIT) Kondisi saat ini Pasar Indra Sari Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat.

Oleh : Maman Wiharja (Kabiro – beritasampit.co.id, Kobar)

Semua Pimpinan Daerah, selalu memberikan motivasi kerja untuk membangkitkan etos kerja kepada jajarannya. Bahkan disaat ada acara seremonial peresmian pembangunan, Pimpinan Daerah selalu menekankan kepada dinas terkait untuk menjaga, merawat dan memelihara agar hasil pembangunan bisa bertahan lama.

Tapi pengamatan penulis, motivasi yang diberikan Pimpinan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kepada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UMK) setempat, tentang hasil pembangunan Pasar Indra Sari Pangkalan Bun, yang harus dijaga, dirawat dan dipelihara, nampaknya terkesan kurang ditanggapi serius.

Faktanya, keberadaan Pasar Tradisional berlantai 2 yang dipoles dengan sejumlah sarana modern seperti 2 travelator, yang nota bene pembangunan Pasar Indra Sari pada tahap pertama menghabiskan dana ABPD tahun 2016 sekitar Rp20 miliar, berlanjut pada tahap kedua sebesar Rp12,7 miliar. Dan tahap ketiga APBD 2018 digelontorkan lagi Rp 2,1 milliar, jumlah seluruhnya sekitar Rp 35 milliar. Sekarang setelah dihuni oleh sekitar 600 pedagang, nasibnya sangat memprihatinkan, seperti 2 travelator yang pada awal Juli 2019 kini mangkrak tidak bisa berfungsi .

BACA JUGA:   Berdiri Tahun 1961 dengan Modal Dasar Rp10 Juta, Bank Kalteng Sekarang Berhasil Menumbuhkan Aset Sampai Rp15,19 Triliun (Bagian 01)

Bahkan yang sangat prihatin di lantai dasar sekitar 30 lapak tembok pedagang terlihat kosong dan gelap serta nyaris banjir lantaran air dari pipa lantai atas bocor. Hingaa Sabtu, 15 Januari 2022 sekitar Pukul 10.00 WIB penulis melihat 2 lokasi pipa tersebut masih bocor.

Sejumlah pedagang yang kebanyakan kaum emak-emak, saat dikonfirmasi penulis mengatakan, sudah bosan melaporkan ada pipa yang bocor ke Disperindagkop UMK.

“Sudah cape pak ngomongnya, mending diam atau mencari lahan los yang kering, “ keluh para pedagang yang sekarang menggelar dagangan sayurnya di ruang tengah pintu masuk.

Pengamatan penulis, sebelum Pasar Indra Sari pembangunannya ditingkatkan sejak tahun 2015, Pimkab Kobar menyiarkan diberbagai media. Konon Pasar Indra Sari akan dibangun dengan berbagai sarana/fasilitas paling modern se Kalteng.

sebelum ditingkatkan pembangunan Pasar Indra Sari terlebih dahulu diprogramkan melalui ‘Masterplant’, yang disusunannya telah ditentukan mulai dari luas arel bangunan, jumlah lahan kios, los, lapak, yang akan dihuni oleh ratusan pedagang.

BACA JUGA:   Baru Dua Bulan Bertugas, Jumlah Kegiatan Kapolres Kobar AKBP Yusfandi Usman Mencapai Record Tertinggi

Disusul pula dengan pemindahan ratusan pedagang lama, yang diwarnai penuh duka sejumlah pedagang. Dukanya, mereka sementara harus pindah kelokasi baru yang belum tentu ramai oleh pembeli.

Alternatif untuk kedepannya, pengamatan penulis sebaiknya Pemkab Kobar membentuk Perusahaan Daerah Pasar (PDP) yang tugasnya khusus mengelola pasar dari A sampai Z. Seperti halnya Pasar Swalayan, semua staf/karyawannya ditugaskan dimasing-masing bagiannnya, atau para staf dan karyawan/honorer Disperindagkop UKP yang banyak ‘nganggur’ diperdayakan sebagai petugas di dalam pasar.

Melihat fenomena Pasar  Indra Sari yang saat ini nasibnya memperihatinkan, ditulis oleh penulis tidak ada hubungan atau unsur ‘politik’.

Lillahitta’ala maksud dan tujuan hanya karena penulis profesi sebagai seorang jurnalis/wartawan yang wajib pula menyampaikan kritik membangun kepada pemerintah.

Pengamatan penulis, kondisi Pasar Indra Sari yang memprihatinkan, bukanlah kesalahan Pimpinan Daerah, tapi justru sejumlah jajaranyalah yang kurang tanggap melakukan inisiatif untuk mengawas, menjaga dan merawat hasil pembangunan.

Itulah sekilas fakta, bahwa keberadaan Pasar Indrasari Pangkalan Bun, sekarang ini nasibnya sangat memprihatinkan***