Sampah Masih Jadi Keluhan Masyarakat Kota Pangkalan Bun

Ilustrasi_Kang Maman Wiharja.

Oleh: Maman Wiharja (Wartawan beritasampit.co.id).

WARGA masyarakat di pelosok Kota Pangkalan Bun sampai sekarang merasa kebingungan untuk membuang sampah, lantaran di sepanjang jalan raya tidak tampak ada container tempat membuang sampah.

Pantauan penulis dari sepanjang jalan dalam kota dan pinggiran Kota Pangkalan Bun, seperti di Jalan HM. Rafii, Jalan Pramuka, Jalan Ahmad Wongso, Jalan Cilik Riwut, Jalan Iskandar, sampai beberapa jalan lainnya di dalam Kota Pangkalan Bun, tidak tampak ada tempat pembuangan sampah, misal container mini (kecil) yang dipasang di pinggir jalan. Justru yang tampak, tumpukan sampah berserakan di pinggir jalan raya.

Kalau bicara tentang sampah memang susah, walaupun Pemerintah Daerah sudah menginstruksikan setiap Kantor Dinas atau pertokoan harus memasang Tempat Sampah dengan 2 model, untuk model Sampah Kering dan Basah. Pantauan penulis, awalnya instruksi tersebut dilaksanakan, namun 3 bulan kemudian, tempat sampah 2 model tersebut banyak yang terbengkalai.

Sekarang kita semua, tentang sampah jangan saling menyalahkan, mari kita meningkatkan kesadaran secara bersama. Khususnya pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) harus terus proaktif, peka terhadap lingkungan khususnya sampah yang banyak dikeluhkan masyarakat.

BACA JUGA:   Berdiri Tahun 1961 dengan Modal Dasar Rp10 Juta, Bank Kalteng Sekarang Berhasil Menumbuhkan Aset Sampai Rp15,19 Triliun (Bagian 01)

“Saya sampai mutar-mutar mau buang sampah di malam hari, baru ada satu tempat pembuangan sampah dekat lokasi Pasar Palagan Sari, itu juga mau masuk ke tempat sampah jalannya rusak,” kata Sugimin warga Jalan HM Rafii, Rabu 19 Januari 2022 kepada penulis.

Terpisah Mintarjo salah seorang warga Perumahan di bilangan Desa Pasir Panjang, juga mengeluhkan sampah yang disimpan di depan rumahnya tidak rutin diambil oleh petugas sampah.

“Kalau sampai dua hari tiga hari kan sampah bau tak sedap di depan rumah, maka sekarang dari pada bayar bulanan untuk sampah, mending dibuang sendiri malam hari oleh saya atau anak, tapi dibuangnya jauh sekali karena di sepanjang jalan raya tidak ada dibangun bak sampah atau dipasang container mini, seperti di Jawa,” kata Mintarjo.

Sekarang Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tampak loyo seperti kurang bergairah dalam menangani sampah. Dahulu, ketika Almarhum Muhammad Robiannor Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PSLB3) DLH Kobar, masih hidup, tampak kegiatan DLH sangat aktif menangani sampah.

BACA JUGA:   Kapolres Kobar Sambut Kedatangan Menteri Perhubungan di Bandara Iskandar

Bahkan Almarhum, saat masih hidup telah memprogramkan kerjasama MoU DLH dan 4 Perusahaan Besar Swasta (PBS), dalam rangka pengelolaan sampah. Keempat PBS tersebut, PT Harapan Hibrida Kalbar (HHK), PT Graha Cakra Mulia (GCM), PT Sumber Mahardika Graha (SMG) dan PT Sungai Jelai Estate (SJE).

Perjanjian kerjasama/MoU sudah sepakat ditandatangani pada Senin 8 Februari 2021. Dan sampah dari 4 PBS, akan diangkut dan dikelola di TPS 3R Kotawaringin Bersatu. Kemudian sampah organik akan diproses menjadi pupuk kompos, sampah anorganik (plastik) akan di terima Bank Sampah Induk Berkah Jaya Plastindo yang juga merupakan mitra binaan DLH Kobar.

Namun setelah beliau meninggal dunia, jelang Salat Idul Fitri Pukul 06.40 WIB Kamis, 13 Mei 2021, tampaknya kegiatan penanganan sampah di DLH Kobar jadi vakum. Ini merupakan, pekerjaan rumah (PR) dan tantangan bagi Kepala DLH Kabupaten yang baru dilantik. SEMOGA.