Ibu-Ibu Massa Aksi Menangis Histeris Minta Keadilan Kepada DPRD Kotim

MENANGIS : IM/BERITA SAMPIT - Ibu Icung tidak mampu menahan tangis saat akan diwawancara oleh awak media.

SAMPIT – Ibu-ibu dari Desa Ramban yang tergabung dalam massa aksi damai di kantor DPRD Kotawaringin Timur menangis, mereka menuntut agar persoalan dengan PT. MJSP bisa segera diselesaikan.

Isak tangis ibu yang bernama Icung pecah sembari menyampaikan penderitaan yang ia rasakan. Penderitaan yang ia alami karena bersengketa dengan PT. MJSP yaitu sampai membuat sang suaminya dipenjarakan. Tidak sampai di situ, bahkan sang anak yang telah beristri juga ikut di penjara.

“Ada 12 orang yang ditahan, keluarga kami dituduh mencuri oleh PT Menteng Jaya Sawit Perdana (MJSP) Group Kuala Lumpur Kepong (KLK), hingga keluarga kami di penjara. Padahal perusahaan itu tidak punya izin, cucu saya sampai sekarang selalu menangis tiap hari mencari bapaknya,” ungkap Ibu Icung, Kamis 20 Januari 2022.

BACA JUGA:   Istri Bos Dibawa Kabur Karyawan, Terakhir Terlacak di Nur Mentaya

Dilanjutkan Icung, ia sengaja dan bersedia ikut melibatkan diri dalam massa aksi dengan harapan bisa mendapatkan bantuan dari Pemerintah untuk terbebas dari penderitaan dan penjajahan yang mereka alami dari perusahaan MJSP itu.

Ia juga mengakui bahwa, mereka lah yang melakukan proses tanam sawit di lahan tersebut, bahkan bibit yang mereka tanam juga berasal dari paluh keringat mereka sendiri. Namun dalam kenyataannya mereka malah dituding sebagai pencuri saat melakukan pemanenan.

BACA JUGA:   Bekas Dermaga Gudang Gembor Sampit Dikeluhkan Warga Sering Digunakan Pesta Miras dan Mesum Pasangan Sejoli

“Perusahaan itu belum membayar apa-apa kepada kami kalau memang mereka mengakui telah membeli tanah kami, dari saat orang tua kami masih hidup hingga sampai meninggal perusahaan tidak pernah menepati janji satupun,” bebernya.

“Buah yang kami panen diambil, keluarga kami ditangkap. Bilangnya mau beli tanah kami tapi sampai sekarang tidak pernah dibayar sedangkan buah kami sudah dipanen. Dan yang harus diketahui, saat kami mau memanen ada aparat yang diturunkan untuk menghalangi kami,” katanya sambil mengusap air mata. (im/beritasampit.co.id).