Belum Ada Travel Umrah Berangkatkan Jamaah di Kalsel

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kemenag Kalsel H Rusbandi.(ANTARA/Sukarli)

BANJARMASIN – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan memastikan hingga kini belum ada perusahaan travel umrah di provinsi tersebut yang memberangkatkan jamaah.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Kalsel H. Rusbandi di Banjarmasin, Senin 24 Januari 2022 mengatakan, ada 62 perusahaan travel haji dan umrah yang izinnya dari Kanwil Kemenag Kalsel, semuanya belum ada yang memberangkatkan jamaah, meski kepergian umrah dari Indonesia sudah dibuka Pemerintah Arab Saudi.

Menurut dia, setiap travel yang memberangkatkan jamaahnya pasti melapor dengan memasukkan nama jamaahnya melalui Sistem Informasi Penyelenggaraan Umrah dan Haji Khusus di Kanwil Kemenag Kalsel.

“Itu terekamnya biasanya kurang lebih tiga hari sebelum keberangkatan, sampai hari ini belum ada travel yang membuat laporan itu,” ujar Rusbandi.

Padahal, kata dia, jamaah umrah di provinsi ini yang tertunda berangkat sejak ditutupnya pada tahun 2020 saat mulai ditetapkannya pandemi COVID-19 sebanyak 5.000 orang lebih.

“Yang diutamakan kan berangkat itu yang tertunda ini,” ucapnya.

Memang informasi dari Forum Komunikasi Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (FK Patuh) Kalimantan Selatan, pada Februari 2022 akan dimulai keberangkatan jamaah umrah.

“Memang belum ada kepastian lagi ini, karena keberangkatan umrah masih masa pandemi COVID-19 ini penuh persyaratan dan perubahan kebijakan bisa saja terjadi, apalagi saat ini COVID-19 varian baru Omicron kasusnya makin banyak,” ujarnya.

Yang pasti saat ini keberangkatan umrah masih harus satu pintu dari Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.

Dia pun menyampaikan bahwa warga Kalsel sudah ada yang berangkat umrah sekitar 100 orang, melalui travel umrah di Jakarta.

“Jadi tidak terdata di tempat kita, karena mereka lewat travel di Jakarta, terdata di Kemenag pusat,” tuturnya.

Diutarakan Rusbandi, keberangkatan umrah saat ini terbilang cukup banyak persyaratannya, khususnya untuk kepastian kesehatan tidak terpapar COVID-19.

“Sebelum berangkat, karantina satu hari di Asrama Haji Pondok Gede, sampai di Jeddah atau di Madinah, karantina lagi lima hari, meskipun tidak positif terpapar COVID-19, jika positif diisolasi, kemudian pulang ke Tanah Air mengikuti karantina lagi selama tujuh hari,” ungkapnya.

Menurut dia, biaya karantina tersebut ditanggung jamaah sendiri.

“Jadi memang kalau sudah pernah umrah dan sudah berhaji, pikir-pikir lagi lah kalau mau umrah saat ini, sebab situasinya seperti ini,” ucapnya. (Antara/beritasampit.co.id).