Formulasi Kebijakan Pemerintah Pengaruhi Turunnya Kemiskinan

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah/am.

JAKARTA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan tingkat kemiskinan dan ketimpangan yang turun tidak terlepas dari berbagai formulasi kebijakan pemerintah termasuk program perlindungan sosial.

“Kemiskinan dan ketimpangan yang turun tidak terlepas dari kebijakan yang kita formulasikan bersama di pemerintah,” katanya dalam RDP bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa 25 Januari 2022.

Menurut Febrio, program perlindungan sosial telah berhasil menjaga tingkat kemiskinan dan ketimpangan sehingga tidak naik setinggi yang diprediksi banyak lembaga termasuk Bank Dunia.

BACA JUGA:   Mukhtarudin Apresiasi PT Pertamina Jadi BUMN Kontributor TKDN Terbesar Tahun 2023

Selama satu dekade terakhir, angka kemiskinan dan ketimpangan dalam tren menurun namun pandemi COVID-19 menghentikan tren penurunan tersebut.

Selama satu dekade itu, jumlah penduduk miskin turun sebesar 4,78 juta orang namun dalam dua tahun pandemi naik hingga sekitar 2,4 juta orang.

Dalam hal ini, pemulihan ekonomi melalui program perlindungan sosial mampu menekan tingkat kemiskinan menjadi 9,71 persen per September 2021 dari 10,19 persen per September 2020.

“Tanpa perluasan perlinsos, Bank Dunia memproyeksikan angka kemiskinan tahun 2021 mencapai 11,4 persen,” ujar Febrio.

BACA JUGA:   Perkuat Jaringan Pengawasan Pelayanan Publik, Ombudsman RI Hadiri Diskusi dengan Alumni UI

Ia menambahkan, pemerintah pun menetapkan strategi jangka menengah untuk pengentasan kemiskinan ekstrim yakni dapat dihapuskan pada 2024.

“Kita harus lihat 2022 dan kita harus lanjutkan kebijakan yang mengarah ke indikator tersebut,” tegasnya.

Realisasi perlindungan sosial dalam program PEN 2021 mencapai Rp171 triliun atau 91,5 persen dari pagu Rp186,64 triliun.

Anggaran itu telah diberikan antara lain dalam bentuk diskon listrik kepada 32,6 juta penerima, bantuan kuota internet untuk 66,6 juta penerima dan pengentasan kemiskinan ekstrim kepada 1,16 juta penerima di 35 kabupaten prioritas. (Antara/beritasampit.co.id).