Pendapatan Pengemis di Sampit Mencapai Rp 30 Juta Per Bulan

IST/BERITA SAMPIT - Grup pengemis di Kota Sampit, yang mengeksploitasi anak-anaknya, dan ini salah satu motor baru yang dibeli dari hasil mengemis.

SAMPIT – Sangat menggiurkan pendapatan dari jaringan pengemis di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Dalam satu hari kelompok tersebut bisa mengantongi sekitar Rp 1 juta lebih. Jika di kalkulasi dalam satu bulan mereka bisa mengantongi Rp 30 juta atau lebih per bulan, sungguh nilai yang fantastis.

“Penghasilan yang cukup besar dengan mempekerjakan anak-anaknya sebagai pengemis yang rata-rata mendapatkan penghasilan Rp 200.000 sampai Rp 300.000 per hari. Jika 5 anak saja sudah Rp 1 juta sampai Rp 1,5 Juta pendapatan mereka dalam satu hari,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kotim Marjuki, Sabtu 29 Januari 2022.

Grup keluarga pengemis ini memang menargetkan Kota Sampit menjadi wilayah yang ideal bagi mereka, pasalnya loyalitas warga yang senang memberi para pengemis membuat jaringan tersebut semakin tumbuh subur di kota ini.

BACA JUGA:   Pemkab Kotim Pastikan Makanan di Pasar Ramadan Aman di Konsumsi

“Koordinator pengemis yang terjaring kemarin, ternyata anak-anaknya juga dipekerjakan sebagai pengemis, dari 5 anak yang kita amankan, 2 orang diantaranya anak dari dia,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kotim Marjuki, Jumat 28 Januari 2022.

Para pengeksploitasi anak tersebut diduga sudah merencanakan sengaja produksi anak dari anak-anak mereka yang beranjak remaja dan dewasa.

“Dikhawatirkan 6 tahun kedepan mereka ini akan menguasai setiap perempatan traffic light di Kota Sampit dengan mempekerjakan anak-anak mereka jadi pengemis,” ungkapnya.

“Jadi ada regenerasi pengemis – pengemis ini, karena pekerjaan sebagai pengemis di Sampit ini pendapatannya lumayan besar,” sambungnya.

Bahkan hasil pekerjaan sebagai pengemis, jaringan tersebut telah mengontrak sebuah rumah yang cukup besar, memiliki sebuah mobil operasional, 4 unit kendaraan bermotor baru, serta handphone yang bermerek untuk mereka berkomunikasi.

BACA JUGA:   Laporan PT SCC di Polres Kotim kepada Ketua Koperasi Dianggap Cacat Hukum

“Kalau masyarakat ingin membantu, menurut saya yang tepat memberikannya ke yayasan seperti panti asuhan atau panti sosial lainnya. Jika kita membiasakan memberikan uang pada pengemis, akan membuat mereka manja dan malas sehingga tidak ingin bekerja, padahal kondisi fisiknya masih kuat untuk bekerja,” paparnya.

Pemerintah Daerah sendiri terus berupaya melakukan pencegahan, namun peran masyarakat juga sangat penting membantu menekan keberadaan pengemis di Kota Sampit ini.

”Dengan tidak memberikan uang kepada para pengemis, sudah sangat membantu menekan keberadaan mereka di kota ini,” pungkasnya. (Cha/beritasampit.co.id).