KPK Periksa 17 Saksi Terkait Dugaan Korupsi di Penajam Paser Utara

Patung Garuda Pancasila di Gedung KPK, Jakarta. ANTARA/Benardy Ferdiansyah

JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa 17 orang sebagai saksi dalam penyidikan kasus dugaan korupsi terkait pengadaan barang dan jasa serta perizinan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

“Hari ini pemeriksaan saksi tindak pidana korupsi kegiatan pengadaan barang dan jasa, serta perizinan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, tahun 2021-2022,” kata Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 11 Februari 2022.

Pemeriksaan tersebut dilakukan di Markas Komando (Mako) Brimob Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Timur.

Sebanyak 17 saksi tersebut adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Penajam Paser Utara Fernando, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Penajam Paser Utara Alimuddin, Kepala Bidang (Kabid) Irigasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Penajam Paser Utara Abdul Gafur, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Penajam Paser Utara Ricci Firmansyah serta Kabid Bina Marga Dinas PUPR Penajam Paser Utara Petriandy Ponganton Pasulu alias Riyan.

BACA JUGA:   Duduki Lahan Bawa Sajam Hingga Lakukan Pemanenan, Kuasa Hukum: Kuasai Lokasi Atas Surat Tugas Pengacara, Itu Tidak Dibenarkan!

Selanjutnya saksi yang diperiksa ialah M. Amiruddin selaku Direktur CV Lestari Jaya Mandiri, M. Taufik selaku Direktur CV Babulu Benuo Taka, Jumaida selaku Direktur CV Mega Jaya, Ahmad Hamdani selaku Direktur CV Diva Jaya Konstruksi, Hery Prasetya selaku Manajer Umum PT Aubry True Energy, Syiar Islami selaku Manajer Umum Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Kalimantan Timur, dan Manajer Divisi Kamar Hotel Aston Samarinda Yuliani Becy.

Kemudian, ada pula Akli selaku staf bagian keuangan PT Aubry True Energy, Noor Hasnawati selaku staf divisi Sumber Daya Manusia (SDM) Hotel Platinum Balikpapan, Andi Munjibal selaku kontraktor CV Jazirah Barokah, Wa Ode Rahmin selaku kontraktor CV Nur Khalifah Agung, serta Karim Abidin selaku Kepala Bagian (Kabag) Keuangan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Benuo Taka.

Sebelumnya, Kamis (13/1), KPK menetapkan enam tersangka, yakni lima penerima suap dan satu pemberi suap, terkait dugaan kasus korupsi tersebut.

Sebagai penerima suap ialah Abdul Gafur Mas’ud (AGM), Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Mulyadi (MI), Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Penajam Paser Utara Edi Hasmoro (EH), Kabid Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara Jusman (JM), dan Nur Afifah Balqis (NAB) dari pihak swasta yaitu Bendahara Umum Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Balikpapan. Sementata selaku pemberi suap adalah Achmad Zuhdi (AZ) alias Yudi dari pihak swasta.

BACA JUGA:   Polda Kalteng Musnahkan Barang Bukti Narkotika Sitaan dari Tersangka di Empat Wilayah Kabupaten/Kota

Atas perbuatannya, para tersangka selaku penerima suap disangkakan melanggar Pasal 12 huruf (a) atau Pasal 12 huruf (b) atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Lalu, tersangka selaku pemberi suap disangkakan langgar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.

(Antara)