Mukhtarudin: PPnBM Sangat Membantu Pergerakan Pembiayaan di Sektor Otomotif

Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin. (dok: pribadi)

JAKARTA– Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin mengaku insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) akan menjadi faktor utama dalam membantu pergerakan industri otomotif di tanah air.

Mukhtarudin menyampaikan hal itu menanggapi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang mengatakan bahwa insentif PPnBM DTP terbukti dongkrak pertumbuhan manufaktur.

“Jadi, PPnBM sangat membantu pergerakan di sektor otomotif kita,” tandas Mukhtarudin, Senin, (14/2/2022).

Menurut politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini, PPnBM selain dampak langsung pada perusahaan pembiayaan, diskon ini juga membantu berputarnya kegiatan di industri otomotif seperti pabrikan, supplier, yang saat ini kembali bergerak.

Mukhtarudin berharap tahun 2022 ini pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut sejalan dengan keberhasilan penanganan COVID-19, percepatan vaksinasi, aktivitas ekonomi yang terus meningkat, implementasi reformasi struktural dan prospek pertumbuhan ekonomi global.

“Sehingga ada optimisme sektor otomotif untuk bertumbuh lagi di tahun ini,” pungkas Mukhtarudin.

Diketahui, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) kendaraan roda empat terbukti mampu memberikan stimulus bagi peningkatan industri pendukungnya, terutama yang bergerak pada industri komponen otomotif.

Melalui kebijakan itu, beberapa subsektor manufaktur mampu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional 2021 yang sebesar 3,69 persen

Saat ini, terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun dan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang. Total investasi yang telah tertanam di sektor otomotif mencapai Rp140 triliun.

Menperin mengatakan proses manufaktur peserta program PPnBM DTP melibatkan sebanyak 319 perusahaan industri komponen tier 1. Tentunya hal ini mendorong peningkatan kinerja industri komponen tier 2 dan 3 yang sebagian besar termasuk kategori industri kecil dan menengah (IKM).

Terlibatnya IKM dalam industri komponen otomotif, diharapkan pula turut memberikan rangsangan pada peningkatan aspek ketenagakerjaan sektor industri manufaktur.

“Seiring dengan bangkitnya sektor industri pengolahan dari dampak pandemi, ada tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang di tahun 2021, sehingga jumlah total tenaga kerja di sektor ini kembali meningkat ke angka 18,64 juta orang. Diharapkan penyerapan tahun ini terus bertambah,” pungkas Menperin Agus Gumiwang, Jumat, (11/2/2021).

(dis/beritasampit.co.id)