Indonesia Perlu Ekonomi Terbuka di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

Tangkapan layar Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri dalam diskusi daring "Konflik Rusia-Ukraina: Sanksi Ekonomi dan Implikasi Global, Regional, dan Lokal", Kamis (7/4/2022). (ANTARA/Sanya Dinda)

JAKARTA – Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai Indonesia perlu menerapkan perekonomian terbuka di tengah konflik antara Rusia dengan Ukraina.

“Yang perlu Indonesia lakukan adalah tetap mempertahankan perekonomian terbuka dan tidak protektif, seperti yang sudah kita pelajari dari pandemi kemarin,” ujar Yose dalam diskusi daring “Konflik Rusia-Ukraina: Sanksi Ekonomi dan Implikasi Global, Regional, dan Lokal”, Kamis 7 April 2022.

Yose mengatakan, selain keterbukaan ekonomi Indonesia harus dengan aktif mencari sumber pasokan bahan pokok dan penting alternatif, dari negara di luar Rusia dan Ukraina.

BACA JUGA:   Mercy Barends Desak Kementerian ESDM Blacklist Pihak Ketiga Proyek PJUTS

Menurutnya, meskipun Rusia adalah salah satu eksportir terbesar dunia tapi masih ada pemasok bahan pokok penting lain

“Dalam kondisi sekarang ini kita akan kalah dibandingkan negara lain. Kita akan kalah dalam mengamankan sumber pasokan tadi, karena kita tidak mau mengimpor dan tetap kekeuh tidak mau menggunakan dari luar Rusia,” ungkapnya.

Selanjutnya, pemerintah juga perlu mempersiapkan kebijakan moneter dan fiskal yang lebih berhati-hati atau dengan kata lain menyeimbangkan kebijakan moneter dan fiskal.

Menurutnya kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif akan mendorong perekonomian tetap prudent untuk mencegah inflasi lebih tinggi lagi.

BACA JUGA:   Teras Narang: Perubahan atas Undang-undang Paten merupakan Keniscayaan

Selain itu, Indonesia juga harus membuat jaring pengaman sosial lebih efektif untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga terhadap daya beli masyarakat.

“Kita tahu bahwa kenaikan harga akan merugikan masyarakat banyak, akan menimbulkan sosial impak yang cukup tinggi tetapi kita juga tahu ada sebagian yang mendapatkan benefit dari harga kenaikan harga dan bagaimana kita bisa mengakomodasi dan juga menyalurkan keuntungan itu sehingga bisa membantu jaring pengaman sosial,” tutupnya. (Antara/beritasampit.co.id).