Strategi Pengembangan Industri Orientasi Ekspor Perlu Disiapkan

Tangkapan layar Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto dalam konferensi pers daring, Rabu (11/5/2022). ANTARA/Sanya Dinda.

JAKARTA – Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan pemerintah perlu menyiapkan strategi pengembangan industri berorientasi ekspor karena peningkatan harga komoditas yang mengerek ekspor tidak akan bertahan lama.

“Sebagai negara pengekspor komoditas primer, kita mungkin sekarang senang, tapi harus diingat booming komoditas tidak akan bertahan lama,” katanya dalam konferensi pers yang dipantau di Jakarta, Rabu 11 Mei 2022.

Adapun ekspor menopang perekonomian nasional yang tumbuh 5,01 persen year on year pada kuartal I 2022 dengan pertumbuhan 16,22 persen year on year.

BACA JUGA:   Teras Narang: Peran Generasi Muda Penting dalam Mengimplementasikan Nilai Kebangsaan

“Pemerintah perlu siapkan strategi industrialisasi yang lebih berorientasi pada ekspor produk-produk bernilai tambah tinggi, yang berteknologi tinggi, berbasis agro industri, dan lebih berkelanjutan,” katanya.

Ia meyakini investasi untuk pengembangan industri juga akan tumbuh apabila angka positif COVID-19 tidak kembali melonjak pasca Lebaran sehingga pelaku usaha menjadi lebih optimis.

“Pemerintah harus siap menyambut kenaikan investasi yang datang, jangan prosedurnya lama, berbelit-belit, saya rasa itu akan menghambat atau menjadi tidak optimal dalam upaya mengakselerasi perekonomian,” katanya.

BACA JUGA:   Gerindra Usulkan Menteri dari Kalimantan Tengah

Selanjutnya industri yang menghasilkan produk substitusi impor juga perlu dikembangkan, mengingat impor tercatat tumbuh hingga 15,03 persen year on year seiring dengan peningkatan ekspor.

Peningkatan impor harus diwaspadai karena dapat mengurangi cadangan devisa, dan membuat pemulihan ekonomi lebih banyak dinikmati masyarakat di luar negeri.

“Sehingga upaya untuk terus melakukan substitusi impor menjadi kunci supaya pemulihan ekonomi tetap jalan tapi impor tidak terakselerasi,” katanya. (Antara/beritasampit.co.id).