Krisis Energi Jangan Perdalam Ketergantungan Bahan Bakar Fosil

Foto Dokumen: Fatih Birol, Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA), menghadiri pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, 19 Januari 2017. ANTARA/REUTERS/Ruben Sprich

DAVOS, SWISS – Krisis keamanan energi sejak invasi Rusia ke Ukraina tidak boleh menyebabkan ketergantungan yang lebih dalam pada bahan bakar fosil, kata Kepala Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol, Senin 23 Mei 2022.

Investasi yang tepat, terutama dalam energi terbarukan dan tenaga nuklir, berarti dunia tidak perlu memilih antara kekurangan energi dan percepatan perubahan iklim akibat emisi bahan bakar fosil, kata Birol di Forum Ekonomi Dunia (WEF).

“Kita membutuhkan bahan bakar fosil dalam jangka pendek, tetapi jangan mengunci masa depan kita dengan menggunakan situasi saat ini sebagai alasan untuk membenarkan beberapa investasi yang dilakukan, dari segi waktu itu tidak berhasil dan secara moral menurut saya itu tidak berhasil juga,” kata Birol kepada delegasi di Davos, Swiss.

IEA yang berbasis di Paris, pengawas energi terkemuka, memperingatkan investor tahun lalu untuk tidak mendanai proyek pasokan minyak, gas, dan batu bara baru jika dunia ingin mencapai emisi nol bersih pada pertengahan abad.

Permintaan jangka pendek berarti dunia tidak dapat segera menghentikan pasokan energi tradisional, kata Birol, seraya menambahkan bahwa ia berharap negara-negara produsen dengan kapasitas untuk mengekspor lebih banyak energi akan memberikan “kontribusi positif”.

Aliansi pengekspor minyak OPEC+ telah secara bertahap melepaskan minyak ke pasar, dengan produsen utama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menunda memanfaatkan kapasitas penuh. (Antara/beritasampit.co.id).