Kadiskan Kobar Hepy Kamis: Alat Penangkap Ikan Bubu Lipat Ramah Lingkungan

Kadiskan Kab. Kobar, Hepy Kamis

PANGKALAN BUN – Kepala Dinas Perikanan ( Kadiskan ) Kabupaten Kobar Hepy Kamis, mengatakan bahwa salah satu alat penangkap ikan bernama ‘Bubu Lipat’ sangat ramah lingkungan.

Hal tersebut disampaikan Hepy Kamis pada saat kegiatan Pelatihan Teknis Pembuatan Bubu Rajukan dan Rawa Ikan kepada sekitar 40 Nelayan Kecil di Kabupaten Kobar, yang digelar Selasa 21 Juni 2022 hingga 23 Juni 2022 di Balai Latihan Kerja Transito, Pangkalan Bun.

Menurut Hepy, penangkapan ikan ramah lingkungan terus dikampanyekan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di seluruh pelosok Indonesia. Selain untuk menjaga kelestarian ekosistem perairan juga keberlanjutan sumber daya ikan.

“Salah satu upayanya dengan inovasi alat penangkapan ikan (API) ramah lingkungan berjenis bubu lipat. Selain ukurannya yang besar, keistimewaan lain adalah dapat dilipat, lebih ringkas dan mudah digunakan oleh nelayan,“ kata Hepy.

BACA JUGA:   Survei Indopol: Calon Bupati Kobar 2024 Rakhman Ebol Bersaing Ketat dengan Petahana

Dijelaskan Hepy, sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 18 Tahun 2021 disebutkan bahwa Alat Penangkap Ikan (API) jenis bubu rajungan dan rawai ikan merupakan API yang diperbolehkan.

“Berdasarkan data yang dimiliki Diskan Kobar tahun 2021, jumlah API Bubu Rajungan di perairan laut Kobar berjumlah 750 unit dengan jumlah produksi 1.518 ton. Sedangkan jumlah API Rawai Ikan 38 unit dengan jumlah produksi 258 ton,” jelas Hepy.

Kondisi demikian, lanjut Hepy, membangkitkan gagasan berupa penangkapan Rajungan maupun ikan bersirip yang berorientasi kepada industrialisasi yang berkelanjutan.

“Kondisi tersebut dikarenakan masih banyaknya pengoperasian alat tangkap yang tidak selektif dan tidak ramah lingkungan, sehingga banyak tertangkap rajungan maupun ikan bersirip yang tidak layak tangkap. Hal ini menyebabkan menurunnya sumber daya perikananan laut,” terangnya.

BACA JUGA:   Plh Sekda Kobar Juni Gultom Kembali Meraih Gelar Doktor Ilmu Manajemen dari STIESIA Surabaya

Terpisah, Suharjo selaku Kabid Pemberdayaan Nelayan Kecil juga menjelaskan, pelatihan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan wawasan bagi nelayan dalam membuat bubu rajungan dan rawai ikan dengan tepat dan benar agar dapat meningkatkan produksi tangkap, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan keluarga.

“Kami berharap kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan selama tiga hari ini yang juga diisi praktek pembuatan serta pengunaan alat tangkap bubu rajungan dan rawai ikan bersirip yang ramah lingkungan, dapat ditindak lanjuti oleh para nelayan di Kabupaten Kotawaringin Barat”, ungkapnya. (man/beritasampit.co.id)