Jufrin Geram, Berkembang Isu Jual Beli Suara di Pilkades Lere

Ilustrasi

BIMA – Isu jual beli suara dalam pemilihan Kepala Desa Lere, Kecamatan Parado Kabupaten Bima, Provinsi NTB semakin berkembang. Bahkan dikabarkan praktik jual beli suara atau serangan fajar tersebut dilakukan secara door to door dengan mendatangi calon pemilih hingga memberikan uang secara langsung menjelang hari pencoblosan, besarannya pun mencapai Rp 700.000 per orang.

Namun kabar ini secara tegas langsung dibantah oleh Jufrin S.Pd.I selaku Penasehat Badan Pengawas Pilkades Lere. Namun pihaknya tetap antisipasi agar masyarakat tidak terpengaruh dengan politik uang.

“Saya yakin, masyarakat Desa Lere sudah dewasa dan mau ikut terlibat dalam proses Pilkades ini tanpa harus dicederai dengan politik uang, isu politik uang sedang berkembang di Lere ini tetap kita antisipasi melalui pencegahan dan memberikan imbaun kepada masyarakat maupun pemilih agar tidak mudah terpengaruh dengan tawaran uang,” ungkap Jufrin yang juga Kades Lere tersebut, Senin 27 Juni 2022.

Jufrin menegaskan, pihaknya tetap gencar melakukan sosialisasi pencegahan politik uang menjelang pencoblosan, selain melakukan sosialisasi, badan pengawas juga pro aktif dalam menggerakan anggotanya untuk mengecek kebenaran terkait beredarnya isu praktik politik uang yang dilakukan oleh pendukung maupun tim sukses masing-masing calon Kepala Desa

“Dalam mengantisipasi praktik jual beli suara di Pilkades Desa Lere, kami akan lebih meningkatkan patroli pengawasan di setiap Dusun hingga RT untuk memantau serangan fajar yang dilakukan oleh pendukung maupun calon Kades,” tuturnya.

Ia melanjutkan, pihaknya sudah memberikan imbaun kepada simpatisan untuk menjaga di masing – masing sudut gang, sehingga tidak ada peluang mau jalan kemana – kemana. Ia kembali menegaskan, bahwa informasi yang beredar sekarang adalah hoax.

“Saya yakin nggak ada, jual beli suara tidak boleh terjadi di Desa Lere khususnya, ketika itu terjadi maka hukum adat yang kita berlakukan, terkait apabila ditemukan, kita sebagai badan pengawasan akan telusuri dari pihak mana dan paslon mana yang memberikan suap ini, itu menjadi atensi kita untuk menaikkan kasusnya,” imbuhnya.

Mengingat belum ada aturan maupun Perdes yang mengatur tentang hal tersebut, ia mengatakan sesuai adat dan adab Desa Lere bahwa itu tidak bakalan terjadi, jadi harus antisipasi betul – betul, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan hal itu.

“Kita berusaha sekuat mungkin agar menghindari money politik yang ada di Pilkades Desa Lere 2022 ini. Saya yakin, keyakinan masyarakat Desa Lere ini tidak bisa dibayarkan dengan uang, yakin saya, ketika masyarakat Lere itu sudah menjatuhkan pilihan kepada paslon, itu tidak bisa dibayar,” pungkasnya.

“Karena pengalaman kita saat periode kemarin itu gak bisa dibayar, bahkan sama sekali tidak ada kita membayar orang meskipun suasananya sedikit berbeda, terbukti sampai hari ini keadaan kita tetap kondusif dan saya tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat Desa Lere untuk menjaga keamanan, supaya nanti proses pemilihan kepala Desa Lere pada tanggal 6 Juli itu berjalan dengan aman, sukses dan lancar,” sambungnya. (Nain/beritasampit.co.id).