BPS Kalteng Catat Juni 2022 Palangka Raya dan Sampit Kembali Alami Inflasi

Hardi/BERITA SAMPIT - Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro

PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah, kembali menyampaikan rilis Indeks Harga Konsumen (IHK), yang disampaikan Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Kantor BPS Kalteng, Jumat 1 Juli 2022.

Dalam kesempatan tersebut, Eko menjelaskan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2022 secara umum di Kota Palangka Raya menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Juni 2022 di Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,87 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,34 pada Mei 2022 menjadi 112,31 pada Juni 2022.

“Tingkat inflasi tahun kalender (Juni 2022 terhadap Desember 2021) sebesar 4,15 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) sebesar 5,69 persen,” ucapnya.

Inflasi bulanan (0,87 persen) di Kota Palangka Raya terjadi karena peningkatan nilai indeks harga konsumen di hampir semua kelompok pengeluaran, yaitu pada kelompok transportasi (1,79 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,58 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (1,34 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,66 persen).

Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga (0,35 persen), kelompok kesehatan (0,24 persen), kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (0,22 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,10 persen), kelompok pendidikan dan kelompok pakaian dan alas kaki (0,06 persen). Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.

“Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi di Kota Palangka Raya pada Juni 2022 antara lain daging babi, angkutan udara, cabai rawit, tomat, kue kering berminyak, bawang merah, sop, telur ayam ras, nasi dengan lauk, dan daging ayam ras,” jelasnya.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga dan memperlambat laju inflasi antara lain ikan patin, ikan asin telang, ikan gabus, ikan lele, minyak goreng, minuman ringan, bawang putih, bayam, ayam hidup dan sawi hijau.

Untuk inflasi tahun kalender (4,15 persen) terjadi karena peningkatan indeks kelompok kelompok transportasi (6,02 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (5,93 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (5,14 persen), dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin (5,08 persen).

BACA JUGA:   Investasi di Kalteng Mencapai 19 Triliun

“Inflasi tahun ke tahun (5,69 persen) di Kota Palangka Raya disebabkan oleh meningkatnya indeks harga konsumen pada beberapa kelompok pengeluaran, antara lain pada kelompok transportasi (10,49 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (7,53 persen). dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (6,79 persen),” lugasnya.

Sementara perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2022 di Sampit secara umum juga menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Juni 2022 di Sampit mengalami inflasi sebesar 0,89 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,21 pada Mei 2022 menjadi 115,23 pada Juni 2022.

Tingkat inflasi tahun kalender (Juni 2022 terhadap Desember 2021) sebesar 4,40 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) sebesar 7,60 persen.

“Inflasi bulanan (0,89 persen) di Sampit terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran, yaitu pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (1,88 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,75 persen),” tandasnya.

Selanjutnya, kelompok pakaian dan alas kaki (0,61 persen), kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga (0,41 persen), kelompok transportasi (0,30 persen), kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin (0,24 persen), kelompok kesehatan (0,24 persen), dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (0,06 persen).

Sementara kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok pendidikan relatif stabil. Kelompok pengeluaran informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,13 persen.

“Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan indeks harga dan memberikan andil inflasi di Sampit pada Juni 2022 antara lain cabai rawit, telur ayam ras, semangka, tomat, bawang merah, rokok kretek filter, daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, mangga dan angkutan udara,” ujarnya.

Sementara itu beberapa komoditas yang mengalami penurunan indeks harga dan memperlambat laju inflasi antara lain ikan tongkol, minyak goreng, ikan nila, ikan patin, rimbang/tekokak, ikan bandeng, sawi hijau, televisi berwarna, beras dan bawang putih.

BACA JUGA:   Beasiswa TABE Tak Ada Kejelasan, GMKI Cabang Palangka Raya Akan Segera Gelar Aksi

Inflasi tahun kalender (4,40 persen) terjadi karena peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran, yaitu pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (7,04 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (5,12 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (4,87 persen), serta kelompok transportasi (4,09 persen).

“Inflasi tahun ke tahun (7,60 persen) disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (17,90 persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (8,45 persen), serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (6,85 persen),” pungkasnya.

Indeks harga konsumen pada level pedagang eceran Provinsi Kalimantan Tengah dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan, yakni Palangka Raya dan Sampit. Selama Juni 2022, tercatat telah terjadi inflasi sebesar 0,88 persen atau mengalami peningkatan indeks harga konsumen yang semula bernilai 112,40 (Mei 2022) menjadi 113,39 (Juni 2022).

Tingkat inflasi tahun kalender (Juni 2022 terhadap Desember 2021) tercatat sebesar 4,25 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) tercatat sebesar 6,40 persen. Inflasi bulanan (0,88 persen) ini disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (1,56 persen).

Selanjutnya, kelompok transportasi (1,22 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,11 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,70 persen), kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga (0,36 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,29 persen), kelompok kesehatan (0,24 persen), kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (0,18 persen).

Untuk kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga (0,14 persen), dan kelompok pendidikan (0,04 persen), sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,07 persen).

Untuk inflasi tahun kalender (4,25 persen) disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (5,96 persen), serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (5,62 persen). Inflasi tahun ke tahun (6,40 persen) diakibatkan oleh peningkatan indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau (7,93 persen), serta kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga (7,52 persen). (Hardi/beritasampit.co.id)