Tekon Enggan Jalani Evalusi Ulang

JIMMY/BERITA SAMPIT - Perwakilan Tekon saat menyampaikan aspirasi kepada DRPD Kotim.

SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor memberikan kesempatan bagi Tenaga Kontrak (Tekon) yang tidak lulus sebanyak 1.041 orang untuk mengikuti kembali evaluasi ulang. Hal itu disampaikan Halikinnor pada Minggu, 3 Juli 2022 malam kemarin.

Hal itu menurutnya adalah upaya memperjuangkan karier Tekon yang ada. Namun menurutnya kesempatan kedua itu diperuntukan hanya bagi Tenaga Pendidik atau Guru dan Tenaga Kesehatan (Nakes).

“Sebagai upaya memperjuangkan Tekon yang tidak lulus. Kami akan mengevaluasi ulang khusus tekon yang tidak lulus, yaitu bagi guru dan nakes. Namun kita sesuaikan dengan kebutuhan,” kata Halikinnor saat jumpa pers di salah satu Caffe di Jalan Tjilik Riwut, Minggu 3 Juli 2022.

Sehingga menurutnya, kesempatan itu diberikan untuk mengikuti uji kompetensi lagi. Disitulah kesempatan bagi Tekon untuk berjuang dan dapat memanfaatkan waktu yang ada.

BACA JUGA:   Mahalnya Tarif Parkir di Pelabuhan Sei Ijum Dikeluhkan Warga

“Saya beri waktu kepada BKPSDM untuk menghitung kebutuhan real. Karena hasil evaluasi ini untuk sekaligus penempatan. Selama ini kita hanya menerima tetapi tidak dengan penempatan atau posisi yang sesuai dengan keahlian,” bebernya

Kendati demikian, ia tidak menjelaskan kapan evaluasi ulang itu akan dihelat. Menurut orang nomor satu di Kotim itu, ia sangat menghargai perjuangan para Tekon yang dinyatakan tidak lulus selama mengabdi sebagai pelayan.

Sementara itu, salah satu Guru bernama Salmiyah dari SMPN 1 Mentaya Hulu mengaku bahwa sejak 2006 mejadi honorer sekolah dan diangkat menjadi tenaga kontrak pada 2020.

BACA JUGA:   Kalapas Sampit dan Ka KPLP Raih Predikat Camlaude Wisuda di UPR

“Saya sudah dua tahun menjadi tenaga kontrak. Selama 16 tahun jadi guru honorer sekolah digaji 600 ribu rupiah saja. Kami minta keputusan secepatnya dan dikembalikan ke opd masing-masing karena tidak bisa menunggu lagi. Kami ingin SK dikembalikan dan diperpanjang. Kami tidak mau bertani, kami sepakat tidak mau dievaluasi ulang. Kalau kami dievaluasi ampai dua kali berarti kami sangat bodoh. Sedangkan kami guru,” kata Salmiyah dihadapan Ketua DPRD Kotim, Senin, 4 Juli 2022.

Dalam rapat dengar pendapat itu, juga dihadiri oleh Ketua DPRD Kotim, Sekda sekaligus Ketua Pansel, Kepala BKPSDM, Ketua PGRI dan unsur pimpinan DPRD Kotim. (Rakhmadjimmy/beritasampit.co.id).