Petani Sayur Mayur di Kobar Merugi, Dinas TPHP Inventarisasi Tanaman Terdampak Banjir 

Ist/BERITA SAMPIT : Dampak dari banjir, banyak tanaman sayur mayur milik petani rusak parah. 

PANGKALAN BUN – Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Kotawaringin Barat, kini masih melakukan Inventarisasi dilapangan terhadap tanaman yang terendam banjir, sebab banjir yang terjadi di Kobar , bukan saja merendam kawasan permukiman dan badan jalan, tetapi juga berdampak terhadap lokasi pertanian sayur milik warga.

Kepala Dinas TPHP Kobar Kris Budi Astuti mengatakan, petugas masih Inventarisasi data di lapangan, karena dari Desa yang terdampak banjir belum memberikan laporan, perihal tanaman milik warga yang terendam banjir. Sehingga Dinas TPHP jemput bola terjun langsung ke lapangan.

“Bagi masyarakat yang lahan pertaniannya terdampak banjir, maka akan kita berikan bantuan, untuk itu kami minta kepada dinas bisa berkoordinasi dengan Petugas kami di lapangan, dan bantuan akan kami sesuaikan dengan stok yang tersedia,” kata Kris Budi Astut, Rabu 6 Juli 2022 melalui telepon seluler.

Untuk menghindari banjir lanjutnya, diminta petani bisa memanfaatkan lahan yang lebih tinggi atau memanfaatkan pekarangan rumah untuk di tanam jenis sayur mayur.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sawi Sehati Kelurahan Mendawai Kecamatan Arut Selatan, Bambang, mengatakan banjir telah merendam 4 hektar tanaman sawi, dimana hampir sepekan terakhir ini dan kibatnya puluhan petani sayur terpaksa harus merugi, lantaran gagal panen dan kesulitan mendapat lokasi alternatif untuk kembali bercocok tanam.

“Lahan milik  Poktan Sawi Sehati kurang lebih 3 sampai 4 hektar yang terdampak banjir,  bagi petani yang punya tanah bisa  pindah ke darat, tapi kalo petani penggarap tidak bisa berbuat bisa apa-apa, kami hitung kerugian untuk per hektarnya mencapai  5 juta,” ujar Bambang.

Namun demikian lanjut Bambang, harga sayur di pasaran belum mengalami kenaikan secara signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan masih tersedianya pasokan sayur dari petani lokal dan pasokan dari luar daerah.

“Untuk harga sayur belum ada kenaikan, tidak seperti  banjir yang sebelumnya, karena saat ini ada Kiriman sawi Sampit, tapi untuk kualitasnya masih jauh dibawah sawi lokal. Untuk harga dikisaran Rp 8 ribu per kilo,” tutur dia.

Bambang juga menjelaskan, terendamnya lahan pertanian sayur milik warga ini telah mendapat peninjauan dari dinas terkait. Pihaknya berharap pemda bisa menyiapkan lahan alternatif yang mudah diakses petani setempat.

“Kemarin dari dinas minta datanya, berapa kerugian terus luasan yang terdampak itu berapa. Kemarin orang dinas langsung yang turun dari dinas pertanian,” imbuh Bambang.

Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Arut Selatan, selain di Kelurahan Mendawai, lahan pertanian sayur yang terdampak banjir juga terjadi di Desa Kumpai Batu Bawah, Tanjung Terantang dan Desa Tanjung Putrid dan Pasir Panjang. (man/beritasampit.co.id).