BPBPK Kalteng: Pembentukan Destana di Lamandau Minimalkan Dampak Bencana

Kalaksana BPBPK Kalteng Falery Tuwan. ANTARA/Muhammad Arif Hidayat

PALANGKA RAYA – Pembentukan sebanyak lima Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah menjadi salah satu upaya pemerintah daerah dalam mengoptimalkan upaya pencegahan maupun penanganan bencana.

“Pembentukan Destana ini untuk meminimalkan dampak bencana khususnya di wilayah sekitar desa,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, Falery Tuwan di Palangka Raya, Jumat 8 Juli 2022.

Destana ini dibentuk oleh pemerintah kabupaten melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamandau, meliputi Desa Bintang Mengalih, Nanga Belantikan, Sungai Mentawa, Bunut, serta Kina.

Falery menjelaskan, usai dibentuk mereka yang tergabung dalam Destana diberikan pelatihan untuk diberikan pengetahuan serta meningkatkan kemampuan, dalam upaya mencegah maupun menangani bencana.

Diketahui bersama setiap terjadinya bencana dapat menimbulkan kerusakan bahkan korban jiwa, serta mengganggu aktivitas dan produktivitas, baik yang berkaitan dengan keberlangsungan masyarakat maupun dunia usaha.

“Maka kami harapkan adanya Destana ini dapat membantu meminimalkan dampak tersebut. Terlebih penanggulangan bencana merupakan urusan semua pihak, sehingga penting bagi kita semua untuk memahami dan berbagi tanggung jawab dalam penanggulangan bencana,” ujarnya.

Menurut dia, dalam upaya pencegahan maupun penanggulangan suatu bencana, masyarakat juga memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karenanya sudah seharusnya mereka diberikan pelatihan dan simulasi.

“Melalui pembentukan dan pelatihan Destana di lima desa di Lamandau, kami harap masyarakat memiliki kemandirian untuk beradaptasi dan bersiap menghadapi ancaman bencana, maupun menempatkan diri ketika terjadi bencana,” katanya.

Lebih lanjut Falery menyampaikan, dengan mengetahui potensi bencana yang dapat terjadi, diharapkan masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan baik apabila sewaktu-waktu bencana terjadi, termasuk melakukan langkah-langkah antisipatif yang diperlukan untuk menguranginya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBPK Kalteng Alpius Patan menjelaskan, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman dasar peran desa dalam penanggulangan bencana.

“Hasil penelitian menunjukkan jika terjadi bencana, masyarakat yang selamat dari bencana, karena adanya faktor dari diri sendiri, anggota keluarga atau tetangga, sehingga sangat penting masyarakat desa melengkapi diri dengan kemampuan dan pengetahuan dalam penanggulangan bencana,” terangnya.

ANTARA