Panasonic Bangun Pabrik Baterai EV di Kansas

Panasonic Logo (PRNewsFoto/Panasonic,Aupeo) (PR NEWSWIRE)

JAKARTA – Perusahaan teknologi Jepang Panasonic Corp memilih Kansas sebagai lokasi pabrik besarnya yang bernilai miliaran dolar untuk memproduksi baterai kendaraan listrik (EV) di Amerika Serikat.

Menurut laporan dari Associated Press pekan lalu, pilihan ini tak lain adalah karena adanya paket insentif terbesar yang ditawarkan negara bagian Kansas untuk bisnis swasta.

Sebelumnya, Badan Legislatif Kansas dan Gubernur Laura Kelly menandatangani paket insentif senilai 829 juta dolar AS selama 10 tahun. Negara bagian telah membuat program baru untuk menawarkan insentif yang dapat mencapai 1 miliar dolar AS atau lebih pada lima bulan sebelumnya, dan proyek Panasonic pun ambil andil dalam hal tersebut.

BACA JUGA:   Mercy Barends Desak Kementerian ESDM Blacklist Pihak Ketiga Proyek PJUTS

“Kami mengharapkan pabrik baru ini memiliki sekitar 4 ribu pekerja, yang akan menjadikan Panasonic sebagai salah satu dari 20 perusahaan swasta terbesar di Kansas,” kata Sekretaris Perdagangan Kansas David Toland.

Toland dan pejabat lainnya percaya pemasok dan bisnis lokal lainnya akan menciptakan hingga 4 ribu pekerjaan baru, dan akan ada 16.500 pekerjaan konstruksi sementara.

Panasonic mengatakan akan menginvestasikan sekitar 4 miliar dolar AS di pabrik di DeSoto, Kansas, sebuah kota berpenduduk sekitar 6 ribu orang yang terletak sekitar 48 kilometer barat daya Kansas City, Missouri.

BACA JUGA:   Cuaca Ekstrem di Kalteng dan Kalbar, Legislator Golkar: Pemerintah Harus aktif Lakukan Mitigasi Bencana Alam

Kota ini telah mencoba untuk membangun kembali pabrik amunisi tentara yang telah lama ditinggalkan.

Di sisi lain, Senator AS Jerry Moran juga menyarankan proyek tersebut memiliki signifikansi nasional karena mengurangi ketergantungan AS pada China untuk produk manufaktur.

“Ini meningkatkan kemampuan kerja kami dan meningkatkan keamanan nasional kami,” kata Moran.

Gedung Putih sendiri menandai pengumuman proyek tersebut sebagai bagian dari upaya untuk memberikan AS rantai pasokan yang lebih aman. Brian Deese, direktur Dewan Ekonomi Nasional, menambahkan dalam sebuah pernyataan, “Masa depan transportasi adalah listrik.” (Antara/beritasampit.co.id).