Public Culture 2022 Akan Melibatkan Kaum Milenial, Begini Tujuannya

HARDI/BERITA SAMPIT - Kepala Bidang Sejarah, Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Muhammad Yusdiannor.

SAMPIT – Kepala Bidang Sejarah, Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Muhammad Yusdiannor menyampaikan, Public Culture 2022 akan difokuskan kepada generasi muda atau kaum milenial.

Ia menjelaskan, kaum milenial tersebut meliputi jenjang SD, SMP, SMA dan Universitas. Untuk pelaksanaan kegiatan Public Culture 2022 akan difokuskan di Museum Kayu Sampit.

“Untuk kegiatan dari Public Culture 2022 berupa kegiatan lomba kearifan lokal tentang kebudayaan,” katanya di ruang kerjanya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Selasa 19 Juli 2022.

Untuk perlombaan Public Culture 2022 seperti seni tari modern, pembuatan topeng kearifan lokal, puisi untuk anak SD dan SMP, dan melukis di tampah untuk anak SMP dan SMA.

BACA JUGA:   Empat Orang Alami Luka Dalam Laka Lantas di Kota Besi

Pendaftaran yang semula dari 29 Juni sampai 24 Juli diperpanjang khusus kegiatan lomba melukis di tampah dan puisi sampai tanggal 9 Agustus 2022. Untuk lomba pembuatan topeng dan kreasi tari kita perpanjang sampai tanggal 12 Agustus 2022.

Untuk pelaksanaan lomba puisi dan melukis di tampah di tanggal 10 dan 11 Agustus 2022. Selanjutnya untuk pelaksanaan tari modern dan pembuatan topeng pada tanggal 13 dan 14 Agustus 2022.

Yusdiannor menjelaskan, secara keseluruhan kegiatan ini dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-77 dan HUT Museum Kayu Sampit ke-18.

BACA JUGA:   Sejumlah Orang Terluka saat Kebakaran, Satu Harus Operasi

“Dengan adanya kegiatan ini, kita memberikan semangat untuk generasi muda agar mencintai kearifan lokal, terutama kebudayaan kita yang ada di Kotawaringin Timur,” harapnya.

Selain itu juga, dengan kegiatan ini diharapkan agar generasi muda tidak terpengaruh dengan gadget, game dan lainnya yang dapat melupakan kearifan lokalnya sendiri.

Sementara itu, untuk lomba puisi dan melukis di tampah tidak memiliki syarat khusus, karena untuk puisi mereka hanya membawa puisi karangan penyair lokal saja dan untuk melukis di tampah, para peserta akan dibawa di kearifan lokal yang ada di Kotawaringin Timur. (Hardi/beritasampit.co.id).