Kemendes PDTT Dorong Desa di Wilayah Pesisir Kembangkan Budi Daya Kepiting Bakau

Tangkapan layar materi Koordinator Teknologi Tepat Guna, Kemendes PDTT Sumarwoto dalam webinar di Jakarta, Senin (25/7/2022). (FOTO ANTARA/ Zubi Mahrofi)

JAKARTA – Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendorong desa-desa di wilayah pesisir untuk berinovasi mengembangkan budi daya kepiting bakau mengingat besarnya potensi ekonomi bagi warga sekitar.

“Kepiting bakau merupakan salah satu jenis komoditas perikanan yang potensial untuk dibudidayakan,” kata Koordinator Teknologi Tepat Guna – Pusat Pengembangan Daya Saing Desa, Kemendes PDTT Sumarwoto dalam webinar “Teknologi Tepat Guna Crab Ball Meningkatkan Produksi Kepiting Bakau” di Jakarta, Senin 25 Juli 2022.

Ia mengemukakan bahwa pada 2020, nilai permintaan rajungan-kepiting dunia mencapai 5,4 miliar dolar AS, dan ekspor Indonesia untuk komoditas ini baru mencapai 6,8 persen atau senilai 367,5 juta dolar AS.

“Pada 2021 nilai ekspor kepiting bakau mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa pasar rajungan-kepiting masih terbuka dan tumbuh,” katanya.

Di Indonesia, kata dia,  ada dua jenis kepiting yang memiliki nilai komersil yakni kepiting bakau dan rajungan.

Di dunia, katanya, kepiting bakau terdiri atas empat spesies.

“Keempat spesies kepiting bakau dunia itu ditemukan di Indonesia yakni kepiting bakau merah, kepiting bakau hijau, kepiting bakau ungu, dan kepiting bakau putih,” katanya.

Ia menambahkan kepiting bakau banyak dijumpai di perairan payau yang banyak ditumbuhi tanaman mangrove.

“Kepiting bakau sangat disenangi oleh masyarakat mengingat rasanya yang lezat dengan kandungan nutrisi yang sejajar dengan ‘crustacea’ lain seperti udang,” katanya.

Ia mengatakan pemanfaatan secara komersial dari komoditas ini semakin meningkat, baik untuk dikonsumsi dalam negeri maupun untuk diekspor.

Namun, lanjut dia, upaya budi daya yang belum banyak dilakukan adalah penggunaan “crab ball” sebagai teknik budidaya kepiting bakau.

“Beberapa wilayah sudah mengembangkan budidaya kepiting ini dengan hasil yang menguntungkan,” kata Sumarwoto.

Kepala Badan Pengembangan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kemendes PDTT, Ivanovich Agusta mendorong tenaga pendamping desa serta pegiat desa di wilayah pesisir untuk memanfaatkan teknologi tepat guna crab ball dalam rangka meningkatkan produksi kepiting bakau.

“Kepiting bakau salah satu jenis komoditas yang potensial. Ada lebih dari 10.000 desa yang memiliki pesisir pantai di seluruh wilayah Indonesia dari total 74.961 desa,” katanya.

ANTARA