Anggota DPR RI Terima Laporan 12 Kali Per Hari Pemadaman Listrik di Pulau Hanaut

PERWAKILAN KALTENG : ARIFIN/BERITA SAMPIT – Anggota DPR RI perwakilan Kalteng dari fraksi Gerindra di sela-sela reses di daerah pemilihan Kalteng.

SAMPIT – Anggota Fraksi Gerindra DPR RI Perwakilan Kalimantan Tengah (Kalteng), Iwan Kurniawan mengadakan reses ke sejumlah wilayah yang ada di Kalteng. Pada kesempatan itu, dirinya menerima laporan di Kecamatan Pulau Hanaut, Kotawaringin Timur (Kotim) acapkali pemadaman listrik.

“Saya baru terima laporan dari kepala desa, katanya di Pulau Hanaut ini ada 12 kali dalam sehari pemadaman listrik, bukan 12 jam per hari listrik nyala,” ucap Iwan kepada wartawan media siber beritasampit.co.id, di Kecamatan Pulau Hanaut, Sabtu 30 Juli 2022.

Dia mengaku sempat kaget setelah mendengar adanya laporan tersebut, bahkan rencananya, Iwan, akan membuka kembali program yang sudah terlaksana sebelumnya di skala nasional, program yang dimaksud berupa pengadaan tenaga surya dibagikan kepada masyarakat desa yang belum ada jaringan listrik.

BACA JUGA:   Kakek Tega Cabuli Bocah Tetangganya

“Saya sempat kaget, kok bisa ya di Kecamatan Pulau Hanaut dengan jumlah pelanggan listrik begitu banyak justru jaringan listrik tidak stabil, bahkan pemadaman listrik begitu lamanya,” imbuhnya.

Selaku perwakilan Kalteng, Iwan menegaskan, dirinya akan berusaha untuk memberikan masukan kepada kepala daerah dalam hal ini Bupati Kotim, agar menyikapi dengan tegas apa yang menjadi kendala dan keluhan masyarakat di Kecamatan Pulau Hanaut terutama mengenai jaringan listrik tidak stabil.

BACA JUGA:   Puluhan Sepeda Motor Dijaring Polisi sejak awal Ramadan

“Insya Allah, keluhan ini akan saya sampaikan nanti kepada kepala daerah, apa kendalanya sehingga listrik mati dalam sehari bisa sampai 12 kali dalam sehari, nanti saya sampaikan,” janji Iwan yang juga merupakan Ketua DPD Gerindra Kalteng ini.

Keluhan masyarakat terhadap jaringan listrik yang tidak stabil dan pemadaman tidak menentu di Kecamatan Pulau Hanaut yang terdiri dari 14 desa itu sudah sejak lama. Bahkan hingga sekarang belum ada solusinya. (ifin)