Ba’asyir Tegaskan Keselarasan Agama dan Pancasila Disambut Baik

ANTARA/BERITA SAMPIT - Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) K.H. Anwar Sanusi.

JAKARTA – Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) K.H. Anwar Sanusi menyambut baik tindakan Abu Bakar Ba’asyir yang mempertegas keselarasan di antara agama dan Pancasila.

Anwar, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu 10 Agustus 2022, mengharapkan penegasan dari tokoh, ideolog, dan inspirasi gerakan radikalisme di Indonesia pada beberapa waktu yang lalu itu mampu menghentikan perdebatan narasi konfrontasi antara Pancasila dan agama.

”Kita sebagai ormas, khususnya dari Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) bersyukur kalau Ba’asyir itu telah kembali dan mengakui Pancasila sebagai kesepakatan dari the founding fathers kita. Mudah-mudahan, ini akan ditiru oleh orang-orang yang belum menyadari pentingnya Pancasila itu,” ujar dia.

Ke depannya, Anwar berharap, tidak akan ditemui lagi tokoh-tokoh dengan pemikiran radikal yang mencoba mempengaruhi umatnya melalui provokasi terkait dengan pertentangan antara Pancasila dan agama.

Sebaliknya, lanjut dia, diharapkan ada tokoh-tokoh yang mampu menegaskan bahwa Pancasila dengan segenap nilai-nilai yang ada di dalamnya itu memiliki korelasi etis dengan prinsip Islam yang merupakan rahmat.

BACA JUGA:   Ribuan Desa Belum Teraliri Listrik, Mukhtarudin: 79 Tahun Merdeka, Rakyat Masih Hidup Dalam Kegelapan

Lebih lanjut, dia menekankan bahwa Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan agama. Bahkan, menurut Anwar, konsep ketuhanan di dalam Pancasila adalah basis ketauhidan dalam ajaran Islam.

“Pancasila ini tidak bisa dipertentangkan dengan agama, bahkan malah lurus sejalan. Pertama adalah ketuhanan. Semua agama di Indonesia mengakui adanya Tuhan,” ucap dia.

Lalu, Anwar juga menilai sila ketiga Pancasila, yakni persatuan Indonesia memiliki makna persatuan, baik persatuan di dalam agama, persatuan di dalam suatu negara, maupun persatuan dunia yang disebut dengan “ukhuwah insaniyah”.

Kemudian sila yang keempat, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab bermakna bahwa segala sesuatu harus diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. Terakhir, Anwar mengatakan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia atau sila kelima Pancasila berarti agama dan suku bangsa apa pun menginginkan suatu keadilan.

BACA JUGA:   Banggar DPR RI: Ramadan Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi Nasional

“Jadi, insyaallah dengan Pancasila itu kalau dilaksanakan secara benar dan konsekuen, tujuan negara Indonesia akan dapat tercapai,” ujar Anwar.

Dengan demikian, menurut dia, sudah semestinya tokoh agama mampu memberikan pengertian dan pemahaman kepada umatnya untuk bisa mengakhiri segala gerakan ideologis yang mempertentangkan antara agama dan Pancasila.

Lalu, ia pun memandang pemerintah sebagai pihak yang memiliki kendali dan kekuatan penuh untuk mengerahkan sumber daya di Indonesia harus bersinergi dengan seluruh unsur masyarakat untuk mempercepat penanganan serta pencegahan paham radikal, terorisme, serta meminimalisasi aksi terorisme di kemudian hari perlu bersatu padu

”Pemerintah ini harus bersatu padu dengan segala unsur masyarakat karena kekuatan pemerintahan itu pada hakikatnya juga didukung oleh rakyat,” kata dia.

Anwar menilai upaya pemerintah menegakkan regulasi terkait ormas kelompok yang menyebarkan paham yang bertentangan ideologi Pancasila sudah sangat tegas. Itu dibuktikan dengan pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI). (Antara).