Lembaga Dakwah Gelar Upacara Bendera di Masjid Barokah Sampit

UPACARA : IST/BERITA SAMPIT – Upacara bendera memperingati HUT RI ke-77 di halaman masjid Barokah Sampit yang diadakan LDII Kotim dan diikuti lintas organisasi berjalan khidmat.

SAMPIT – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati HUT RI ke-77. Upacara dipusatkan di halaman masjid Barokah Sampit.

Upacara bendera ini tidak hanya diikuti pengurus harian LDII Kotim bahkan lintas organisasi yaitu, Persinas Asad, Senkom Mitra Polri, pengurus Takmir masjid Barokah. Hadir juga ibu-ibu majelis ta’lim Yayasan Baitul Ilmi dan juga sebagian santri TPA beserta dewan guru.

Upacara bendera dimulai sekitar pukul 07.20 WIB, selaku inspektur upacara Ketua DPD LDII Kotim Dasuki dan Abdul Muntholib sebagai komandan upacara.

Suasana upacara bendera pada saat itu sempat diguyur hujan, namun peserta upacara tetap khidmat saat pengibaran bendera merah putih. Dengan penuh semangat terutama paduan suara menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Pada saat memberikan sambutan, Dasuki kembali mengingatkan akan pentingnya mengenang perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam membela tanah air.

“Kemerdekaan Indonesia diraih dengan penuh perjuangan. Mereka, para pahlawan telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk negeri ini. Maka kita sebagai anak bangsa tidak boleh melupakan nya. Kita isi kemerdekaan ini dengan membangun Indonesia agar menjadi negeri baldatun toyyibatun warobbun ghofur,” katanya.

Implementasinya, lanjutnya, adalah dengan menjalankan sila-sila dalam Pancasila pada perikehidupan berbangsa dan bernegara. Fitrah manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kewajiban melaksanakan ibadah mahdoh dan ghoiru mahdhoh.

“DPP LDII telah launching delapan program pengabdian bangsa. Ini menjadi landasan bagi kita. Ke depan tantangan negeri akan semakin berat. Persiapkan anak-anak kita menjadi generasi profesional religius,” tegasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP LDII KH Chriswanto Santoso menggaris bawahi bahwa pondok pesantren beberapa kali turut terlibat langsung dalam menghadapi masalah yang dihadapi bangsa. Bahkan, kata dia, pondok pesantren tidak pernah absen dalam perjuangan bangsa Indonesia sejak zaman kolonial.

“Kita lihat sejarahnya, ketika menghadapi penjajahan, pondok-pondok pesantren mengirimkan ribuan santrinya ke medan perang. Begitu pula saat bangsa ini menghadapi komunisme, maka pesantren menjadi salah satu basis perlawanan. Begitupun di saat bangsa ini menghadapi Covid-19, pondok-pondok pesantren menyiapkan fasilitasnya untuk melakukan vaksinasi. Pondok selalu hadir dalam pentas bangsa,” ujarnya di Kantor DPP LDII, Jakarta. (ifin)